New York, MINA – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melalui juru bicaranya pada Rabu (8/5) mengatakan, ia berharap kesepakatan nuklir Iran dapat diselamatkan setelah Teheran mengancam untuk meninggalkan perjanjian.
“Sekretaris Jenderal secara konsisten menegaskan bahwa Rencana Aksi Komprehensif Bersama merupakan pencapaian besar dalam nonproliferasi dan diplomasi nuklir dan telah berkontribusi pada perdamaian dan keamanan regional dan internasional,” kata Farhan Haq dalam konferensi pers, Anadolu Agency melaporkan.
Perjanjian penting antara Iran dan kelompok negara-negara P5 + 1 – lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman, memberlakukan pembatasan ketat pada program nuklir Teheran dengan imbalan pencabutan sanksi-sanksi AS yang telah berlangsung lama.
Sebelumnya, Presiden Iran Hassan Rouhani mengancam untuk meninggalkan perjanjian dalam 60 hari jika kepentingan Teheran tidak dilindungi.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Iran juga siap untuk melanjutkan kegiatan pengayaan uraniumnya kapan pun diperlukan, menurut kepala Badan Energi Atom Iran Ali Akbar Salehi.
“(Guterres) sangat berharap Rencana Aksi Komprehensif Bersama dapat dilestarikan,” kata Haq.
Tahun lalu, Presiden AS Donald Trump menarik Washington dari kesepakatan nuklir, dan yang terjadi selanjutnya adalah kampanye “tekanan maksimum”, dengan pemerintahan Trump memaksakan kembali sanksi ekonomi pada sektor energi dan perbankan Iran.
Washington juga mengakhiri keringanan sanksi bagi negara-negara yang membeli minyak Iran. (T/Ast/RS3)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Mi’raj News Agency (MINA)