Ketum PBNU Prihatin atas Konflik Israel-Palestina, Desak Hentikan Kekerasan

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf,.(Foto: Istimewa)

Jakarta, MINA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (), KH Yahya Cholil Staquf, menyatakan keprihatinan atas konflik Israel- dan menyerukan dihentikannya kekerasan di dua wilayah tersebut.

Eskalasi konflik itu kian meningkat di jalur Gaza. Serangan balasan dari kedua kubu terus berjalan sejak Sabtu (7/10/2023) dengan korban tewas mencapai lebih dari 1.000 jiwa di kedua pihak.

Seruan Gus Yahya tersebut terkait dengan ratusan korban warga sipil yang berjatuhan imbas dari roket yang ditembakkan oleh kedua pihak.

“Saya menyampaikan penyesalan dan keprihatinan yang mendalam atas terjadinya eskalasi konflik di Jalur Gaza dan menyerukan agar konflik dan kekerasan segera dihentikan dengan segala daya upaya,” ujar Gus Yahya, sebagaimana dilaporkan Online dikutip MINA, Selasa (10/10).

Gus Yahya, yang selama ini aktif dalam kampanye perdamaian global, juga mengajak seluruh pihak terkait dan masyarakat internasional agar bertindak dengan langkah tepat dan menentukan.

Ia mendorong agar langkah tersebut dapat mencapai penyelesaian yang adil antara Palestina dan Israel sesuai hukum internasional.

“Masyarakat internasional harus bertindak dengan langkah-langkah yang lebih decisive (menentukan) menuju penyelesaian yang adil atas masalah Israel dan Palestina sesuai hukum dan kesepakatan-kesepakatan internasional yang ada,” jelas Gus Yahya.

Ulama yang aktif mendorong agama menjadi solusi konflik global tersebut juga menyerukan Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB untuk tidak menggunakan Hak Veto hanya demi membela salah satu pihak.

“Keadilan dan kemanusiaan harus dijadikan landasan sikap yang absolut,” katanya. Gus Yahya kemudian menekankan kepada masyarakat luas agar identitas dan seruan-seruan agama jangan terus digunakan untuk memupuk dan mengembangkan permusuhan.

“Inspirasi agama tentang rahmah dan keadilan universal harus dikedepankan untuk menggulirkan upaya resolusi konflik di semua tingkatan, baik di tingkat struktur politik maupun di tingkat komunitas,” tutur Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang itu.

Menentukan Nasib Sendiri

Pemerintah Palestina mengungkap serangan pasukan Hamas ke wilayah Israel berkaitan dengan ketidakadilan yang dialami rakyat Palestina. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di tengah pertempuran, pemerintah Palestina melalui Kementerian Luar Negeri dengan tegas menyampaikan pesan penting tentang eskalasi konflik yang terjadi dan urgensi pengakhiran pendudukan Israel sebagai kunci perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut.

Pemerintah Palestina mengatakan pihaknya telah berulang kali memperingatkan konsekuensi dari menghalangi proses politik yang adil dan kegagalan memberikan kesempatan kepada rakyat Palestina untuk menentukan nasib dan mendirikan negara mereka sendiri.

“Kami telah berulang kali memperingatkan konsekuensi menghalangi cakrawala politik dan kegagalan memberikan kesempatan kepada rakyat Palestina untuk menggunakan hak sah mereka dalam menentukan nasib sendiri dan mendirikan negara mereka sendiri,” tulis Kementerian Luar Negeri Palestina melalui akun media sosial X, Sabtu (7/10/2023).

Mereka juga mengecam provokasi dan serangan yang terus dilakukan oleh pemukim Israel dan pasukan pendudukan serta penggerebekan yang terjadi di Masjid Al-Aqsa dan tempat-tempat suci umat Islam dan Kristen.

“Keamanan, stabilitas, dan perdamaian di kawasan kita dapat dicapai dengan mengakhiri pendudukan Israel atas tanah Negara Palestina, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, sesuai garis tahun 1967, dan mengakui hak rakyat atas kemerdekaan dan kedaulatan,” kata Kemlu Palestina.(R/R1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.