Khalil Al-Hayya: Kami Terus Berjuang Sampai Palestina Merdeka

Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Khalil Al-Hayya.(Foto: WAFA)

Istanbul, MINA – Pemimpin senior , Khalil Al-Hayya, menyatakan, pihaknya akan terus berjuang bersama rakyat  dan melakukan perlawanan terhadap penjajah hingga meraih kemerdekaannya.

“Perjuangan kami telah mengungkap kepalsuan penjajah Zionis, dan membuktikan bahwa penjajah ini tidak pantas mendapatkan tempat atau penerimaan oleh komunitas internasional,” tegas Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Khalil Al-Hayya dalam wawancara dengan TV Al-Aqsa, Rabu (24/4).

Berbicara saat membahas soal perkembangan Pertempuran Taufan Al-Aqsa, dia menegaskan, adalah bagian dari tanah air Palestina yang lebih besar dan rakyat Palestina sendiri yang memutuskan siapa yang memerintahnya.

“Kami menolak pihak mana pun, bahkan jika itu adalah rakyat Palestina sendiri, yang dipaksakan oleh penjajah Zionis untuk mengelabui rakyat dan masyarakat kami di Gaza,” tegas Al-Hayya.

Baca Juga:  Muhammad Ibrahim: Serangan Israel ke Rafah Potensi Timbulkan Perang dengan Mesir

Dia juga menegaskan, Gaza akan tetap utuh, tidak dapat dipecah belah. “Lukanya (penderitaan Gaza) akan sembuh, dan Taufan Al-Aqsa adalah awal kepergian rezim penjajah Zionis, Insya Allah,” tegasnya lagi.

Al-Khaya menekankan, rakyat Palestina harus terus meneguhkan kesabaran, perlawanan dan persatuannya, dalam menghadapi konspirasi yang bertujuan untuk mengakhiri setiap kepentingan rakyat Palestina.

Dia menyetujui gencatan senjata selama tahun atau lebih dengan dan bahwa mereka akan meletakkan senjatanya dan berubah menjadi partai politik jika Palestina merdeka.

“Kami ingin mengakhiri perang mulai sekarang, dan kami telah memberikan semua fleksibilitas yang diperlukan untuk itu, namun Penjajah Zionis menolaknya, dan kami bersikeras bahwa tanpa gencatan senjata total, tidak akan ada kesepakatan,” pungkas Al-Haya.

Baca Juga:  Bangladesh, Gambia Harap Penyelesaian Cepat Kasus Genosida Rohingya di Myanmar

Komentar Khalil al-Hayya muncul di tengah kebuntuan perundingan gencatan senjata selama berbulan-bulan.

Bahkan, Al-Hayya mengatakan Hamas ingin bergabung dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang dipimpin oleh faksi Fatah, untuk membentuk pemerintahan terpadu di Gaza dan Tepi Barat. Dia mengatakan Hamas akan menerima “negara Palestina yang berdaulat penuh di Tepi Barat dan Jalur Gaza dan kembalinya pengungsi Palestina sesuai dengan resolusi internasional,” di sepanjang perbatasan Israel sebelum tahun 1967.

Dalam wawancara tersebut, pemimpin Hamas itu juga menyatakan, PM Israel Netanyahu sebenarnya sedang takut dengan tuntutan hukum dan politik pasca perang, dan bahkan mencoba memantik ketegangan regional untuk memperkokoh posisinya.

“Dampak operasi pernag Taufan Al-Aqsa harus kita manfaatkan setidaknya untuk memperoleh kemerdekaan negara Palestina, terutama di Tepi Barat dan Jalur Gaza,” ujarnya lagi.

Baca Juga:  Demonstrasi Mahasiswa Bukti Lemahnya Zionis Israel

Al-Hayya menyampaikan apresiasi dan salut kepada seluruh rakyat independen di seluruh dunia yang turun ke jalan sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat dan perjuangan rakyat Palestina, dimana mereka berkumpul di seluruh kota di dunia, baahkan di Eropa dan Amerika Serikat.

“Kami menghargai upaya semua orang yang mendukung kami dengan bantuan, perlindungan, kerja politik, kerja kemanusiaan, dan kerja perlawanan, dan kami membutuhkan lebih banyak lagi,” tambahnya.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rendi Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.