Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korsel Usulkan Perundingan Militer dengan Korut

Zaenal Muttaqin - Senin, 17 Juli 2017 - 07:21 WIB

Senin, 17 Juli 2017 - 07:21 WIB

244 Views

(Foto: File/Yonhap)

korsel-korut-300x157.jpg" alt="" width="833" height="436" /> (Foto: File/Yonhapnews)

 

Seoul, MINA – Korea Selatan (Korsel) mengusulkan  perundingan militer dengan Korea Utara (Korut) pada awal pekan ini, menindaklanjuti tawaran Presiden Moon Jae-in untuk menghentikan semua tindakan permusuhan di perbatasan, kata seorang pejabat pemerintah pada hari Ahad (16/7).

Pihak militer dan kementerian terkait lainnya sedang mendiskusikan rencana tersebut sambil menunggu reaksi dari Pyongyang terhadap saran Moon tersebut. Demikian menurut pejabat yang meminta identitasnya tidak disebutkan mengingat sensitivitasnya masalah tersebut, sebagaimana dilaporkan kantor berita Korsel Yonhapnews yang dikutip MINA.

Selama pidatonya di Berlin pada tanggal 6 Juli lalu, Moon mengungkapkan visinya untuk membawa perdamaian ke Semenanjung Korea, termasuk sebuah proposal untuk saling menghentikan tindakan permusuhan di sepanjang perbatasan mereka yang tegang. Juga sebagai ulang tahun dari perjanjian gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran tiga tahun Perang Korea pada tahun 1953 yang jatuh pada pada 27 Juli.

Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri

Dia juga menawarkan untuk mengadakan reuni keluarga yang telah rusak perang perang pada 4 Oktober, sekaligus libur panen musim gugur Korea dan ulang tahun ke-10 KTT kedua antar Korea.

Rodong Sinmun, surat kabar resmi partai penguasa Korut, menurunkan sebuah komentar oleh seorang penulisi, pada hari Sabtu (15/70 yang mengatakan, hal itu sebagai “keberuntungan” karena Moon menunjukkan komitmennya kepada deklarasi bersama yang ditandatangani pada KTT antar Korea pada tahun 2000 dan 2007 lalu.

Kedua deklarasi tersebut bertujuan untuk mendorong kerja sama lintas batas, pertukaran dan rekonsiliasi antara kedua negara yang terpecah  akibat perang di awal dekade 1950-an itu.

Surat kabar tersebut menekankan bahwa langkah pertama untuk memperbaiki hubungan harus menjadi penyelesaian isu mendasar konfrontasi militer.

Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan

Pejabat Seoul mengatakan, argumen tersebut tampaknya sesuai dengan rencana Moon untuk menghapus tindakan bermusuhan. Namun para ahli mengatakan mungkin ada perbedaan.

“Dengan kata-kata tersebut, pemerintah Korea Selatan mungkin bermaksud menunda siaran loudspeaker propaganda atau selebaran anti-Korea Utara, namun Korea Utara dapat menuntut penghentian latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat,” kata Koh Yu-hwan, seorang pengamat tentang Korea Utara di Universitas Dongguk di Seoul.

Seoul juga berencana untuk mengusulkan perundingan melalui Palang Merah ke Korea Utara untuk mengadakan reuni keluarga-keluarga yang terpisah. Reuni terakhir diadakan pada bulan Oktober 2015 di sebuah resor di Gunung Kumgang di pantai timur Korea Utara.

Namun para ahli mengatakan, dimulainya kembali acara tersebut mungkin akan mengalami berbagai hambatan sejak negara komunis tersebut meminta Korea Selatan memulangkan 12 perempuan Korea Utara yang bekerja di sebuah restoran yang dikelola Pyongyang di China dan membelot ke Seoul secara massal tahun lalu.(T/B05/P1)

Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

l

Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka

Rekomendasi untuk Anda

Asia
Internasional
Palestina
Palestina
Internasional