Yerusalem, 11 Dzulhijjah 1435/5 Oktober 2014 (MINA) – Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Liberman mengecam niat pemerintah Swedia yang akan mengakui “negara Palestina”, Sabtu malam (4/10), dan mengumumkan akan memanggil duta besar Swedia untuk memprotes langkah tersebut.
Baru-baru ini, Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven, Jumat (3/10), mengatakan saat pidato pelantikannya di parlemen, pemerintahannya akan mengakui Palestina sebagai negara, membuat Swedia menjadi negara Eropa besar pertama yang mengambil langkah itu, Jerusalem Post yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Konflik antara Israel dan Palestina hanya dapat diselesaikan dengan solusi dua negara, dinegosiasikan sesuai dengan hukum internasional,” kata Lofven dalam pidatonya.
“Sebuah solusi dua negara membutuhkan saling pengakuan dan kemauan untuk ko-eksistensi damai, karena itu Swedia akan mengakui Negara Palestina,” katanya.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Liberman mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, daripada berurusan dengan Israel dan Palestina selama pidato pelantikannya, akan lebih baik jika Perdana Menteri Swedia fokus pada hal-hal yang lebih mendesak di Timur Tengah.
Dia mengatakan, dirinya menyesalkan Lofven “bergegas” membuat deklarasi tentang “negara Palestina” sebelum membuat upaya mempelajari masalah ini dan memahami bahwa Palestina telah menjadi hambatan yang mencegah kesepakatan Israel-Palestina selama 20 tahun terakhir.
Lofven adalah kepala pemerintahan yang berkuasa setelah pemilihan umum pada September lalu.
Majelis Umum PBB menyetujui pengakuan de facto “Negara berdaulat Palestina” pada tahun 2012, tetapi Uni Eropa dan sebagian besar negara Eropa belum memberikan pengakuan resmi.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun AS Bebaskan Saudara Laki-Laki Khaled Meshal
Di Uni Eropa, beberapa negara seperti Hungaria, Polandia, dan Slovakia, mengakui “Palestina”, tapi mereka melakukannya sebelum bergabung dengan lembaga itu.
Sementara itu, PLO menyambut baik pengumuman Swedia, Sabtu.
“Pengumuman Swedia sebenarnya tanda komitmen tulus untuk keadilan dan persyaratan untuk perdamaian, termasuk solusi batas dua negara pada 1967,” kata Anggota Komite Eksekutif PLO, Hanan Ashrawi.
“Kami berharap negara-negara lain di Eropa akan mengikuti Swedia,” katanya.
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Menurut PLO, 138 negara mengakui “Palestina” sebagai negara, termasuk Brazil, Afrika Selatan, Chili, Rusia, Tahta Suci, Argentina, India, dan Cina.
Tapi itu gagal mendapatkan pengakuan besar di Barat, di mana Uni Eropa dan Amerika Serikat lebih memilih konflik diselesaikan melalui negosiasi. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza