Laporan wartawan MINA dari Gaza: LOKASI STRATEGIS RUMAH SAKIT INDONESIA DI GAZA

Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya, utara Gaza, Palestina
Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya, utara Gaza, Palestina

Jalur Gaza, 18 Rabiul Awwal 1437/30  Desember 2015 (MINA) – Seluruh warga Indonesia layak merasa bahagia dan bangga atas Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Jalur Gaza yang telah beroperasi sejak tanggal 24 Desember tahun ini. Rumah sakit ini menjadi simbol cinta dan persaudaraan antara dua bangsa, yakni Indonesia dan Palestina. Dibangun dengan dana sekitar Rp. 120 milyar sumbangan murni rakyat Indonesia. Pembangunan RSI diprakarsai oleh lembaga kemanusiaan MER-C dari Indonesia dan dilaksanakan oleh para relawan dari Indonesia. Sebuah acara peresmian direncanakan akan diadakan di Jakarta pada 9 Januari mendatang.

Wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Gaza, melaporkan, secara struktural, proyek pembangunan RSI di Gaza dimulai pada pertengahan tahun 2011 dan selesai pada pertengahan 2015. Sementara proses pengadaan alat kesehatan selesai pada bulan Desember dan mulai beroperasi sejak tanggal 24 bulan ini.

Secara geografis, letak bangunan RSI  yang diprakarsai oleh organisasi MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) ini bisa dikatakan sangat strategis. Terletak di pusat wilayah utara Jalur Gaza, diapit oleh tiga kota besar yang merupakan kota perbatasan antara Jalur Gaza utara dengan wilayah tanah yang diduduki oleh zionis Israel.

Jalur Gaza yang luasnya tidak lebih dari 360 KM2 terbagi menjadi tiga wilayah propinsi.  Jalur Gaza selatan (Rafah dan Khan younis) yang berbatasan dengan wilayah mesir,  Jalur Gaza tengah (Deir Balah, Nusayrat, Magazi, zaitun) dan Jalur Gaza Utara (Jabaliya, Bait Lahiya dan Bait Hanun) yang berbatasan langsung dengan tanah Palestina yang terjajah oleh Israel. Adapun ketiga kota di wilayah utara, yakni Jabaliya, Bait lahiya dan Bait Hanun adalah wilayah yang paling padat penduduknya. Kota-kota ini juga rawan dan kerap menjadi bulan-bulanan militer zionis dalam setiap aksi agresi militer mereka atas Gaza.

Uniknya bangunan RSI ditakdirkan berada di perbatasan antara ketiga kota wilayah utara Jalur Gaza tersebut, sehingga RSI bisa diakses oleh sekitar 450 ribu warga yang tinggal diwilayah tersebut.

Sebenarnya, wilayah utara Jalur Gaza memiliki dua buah rumah sakit, yakni Kamal Udwan di Jabaliya dan Rumah Sakit Bait Hanun di kota Bait Hanun, akan tetapi bangunan kedua rumah sakit tersebut terlalu kecil untuk menampung kebutuhan warga dan fasilitasnya pun jauh dari kata memadai. Wal hasil, setiap kali terjadi agresi militer Israel atas Jalur Gaza, korban korban luka terpaksa harus dilarikan ke Rumah Sakit Assyifa yang merupakan rumah sakit terbesar dan utama warga Gaza dan letaknya berada jauh di pusat kota Gaza.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina, Dr Ashraf Al Qadra, dalam sebuah kesempatan wawancara dengan wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA) Gaza, mengatakan, “Rumah Sakit indonesia akan menjadi pusat medis yang sangat strategis bagi warga Gaza di wilayah utara, karena mulai hari ini kami tidak lagi harus melarikan para korban di wilayah utara ke Rumah Sakit Syifa di pusat kota Gaza, akan tetapi sekarang dapat kami larikan ke Rumah Sakit Indonesia”.

Hal tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh Kepala Perawat RSI, Hasan Abulbaid, yang mengungkapkan kepada MINA Gaza, “RSI akan menjadi tumpuan 450 ribu warga utara Jalur Gaza, apalagi wilayah ini kerap menjadi sasaran utama dalam setiap episode agresi militer zionis Israel”.

Keberadaan RSI di wilayah strategis tersebut layaknya air segar di tengah dahaga warga Gaza. Terlebih lagi, peralatan medis yang mengisi RSI merupakan teknologi canggih dan terbaru yang tidak dimiliki oleh rumah sakit rumah sakit di Jalur Gaza. Tidak hanya fasilitas yang memuaskan, desain cantik segi 8 yang terilhami oleh bangunan Dome of The rock di Al Quds juga bagai menyihir mata siapapun yang memandangnya.

Pujian dan ucapan  terima kasih dari warga Gaza pun membanjiri RSI dan seluruh warga Indonesia yang ikut andil dalam megnsukseskan proyek terbesar rakyat Indonesia di Palestina tersebut.

“Keberadaan bangunan Rumah Sakit Indonesia ini semakin mengokohkan perjuangan dan ketabahan warga Palestina di Jalur Gaza, dan menjadi contoh nyata dalam mempertahankan kehormatan negeri negeri Islam di dunia,” kata Al Qadra. (L/K02/P2)

Wartawan: Admin

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.