Makna HUT Ke-75 RI Bagi Umat Islam (Oleh: Legisan S Samtafsir)

Oleh: Legisan S Samtafsir; Pendiri Yayasan Al-Balad* 

Makna Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 (RI) Bagi Umat mencintai negerinya adalah titah Allah, karena sudah takdir manusia untuk hidup berbangsa. Ini sangat jelas, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran surah Al-Hujurat ayat 13.

Maka bagi umat Islam, denyut kehidupan bangsa Indonesia adalah denyut nadi jiwanya, bahkan kejayaan Indonesia adalah cita-citanya.

Wujud nyata kecintaan itu tak diragukan bahkan terwujudnya bangsa ini adalah karena pengorbanan darah, air mata dan nyawa umat Islam. Maka kejayaan bangsa Indonesia ke depan, jangan diserahkan ke tangan bangsa lain.

Warna Indonesia, harus diwarnai oleh Umat Islam; nafas dan perilakunya juga harus ditentukan oleh umat Islam; ekonominya, politiknya, kebudayaannya dan pilihan warna peradabannya, harus ditentukan oleh umat Islam.

Pertama, moralitas tertinggi bangsa ini harus tetap pada moral ketuhanan (spirituality), yang diturunkan dari ajaran tauhid, monoteisme, yang inklusif, universal dan egaliter. Maka umat Islam harus menggelorakan spirit Ketuhanan ini dalam setiap aspek kehidupan berbangsa. Jangan ada keraguan sedikitpun untuk berdiri atas namaNya. Tidak hanya mengibarkan merah putih, tapi juga harus mengobarkan moral ketuhanan yang inklusif ini. Wujud nyata perilakunya adalah integritas dan egaliter dalam perilaku sehari-hari.

Kedua, misi tertinggi umat Islam di Indonesia adalah memelihara kemanusiaan (humanity). umat Islam harus memastikan untuk tidak adanya penindasan oleh dan atas bangsa manapun, di Indonesia maupun di dunia, termasuk menghilangkan potensi adanya nekolim (neo kolonialisme, neo imperialisme).  Wujud nyata perilakunya adalah kasih sayang sesama umat manusia.

Ketiga, strategi besar umat Islam adalah membangun kebangsaan (nationality); memastikan untuk tidak adanya pikiran rasisme, suku, warna kulit, dialek, wilayah. Semua perbedaan harus melebur menjadi Indonesia. Tidak harus menjadi satu warna karena tidak mungkin, tetapi harus bersatu dalam perbedaan. Rasa sebagai bangsa Indonesia, harus ditumbuhkan dan dipatrikan oleh siapapun di negeri ini (kalau masih mau jadi warga Indonesia). Keberpihakan terhadap Indonesia sebagai bangsa, harus terwujud dalam ekonomi, bisnis dan kebudayaan.

Keempat, sasaran tepat yang harus dibangkitkan umat Islam adalah kerakyatan (democracy). Umat Islam harus memastikan bahwa kedaulatan tertinggi bangsa ini adalah di pundak rakyat, yaitu bangsa Indonesia (bukan sekedar warga negara Indonesia, sebab warga negara belum tentu memiliki komitmen sebagai bangsa). Maka segala upaya yang mengarah kepada otoritarianisme harus dilawan; kembalikan kedaulatan politik dan ekonomi, harus tetap dimiliki oleh rakyat.

Kelima, kemenangan yang harus diperjuangkan oleh umat Islam adalah hadirnya keadilan dalam kesejahteraan (prosperity) bagi seluruh rakyat, bukan bagi golongan tertentu, bukan bagi segelintir konglomerat atau kapitalis, bukan bagi orang asing; tetapi bagi seluruh rakyat Indonesia.

Maka HUT ke-75 RI ini adalah momentum kembali hadirnya peran umat Islam yg lebih besar dalam kancah kebangsaan dan kenegaraan.

Umat Islam harus mengisi pos-pos struktural di pemerintahan (trias politica); harus menguasai sektor korporasi besar dan kecil; menguasai industri teknologi tinggi dan menengah; dan sumber bahan baku.

Umat Islam harus berjuang keras untuk menjalankan peran itu, demi bangkitnya kembali kejayaan Indonesia.

Allahu Akbar 3x, Merdeka…. !!!

Salam Indonesia Maju

Dirgahayu 75 Republik Indonesia

(AK/R8/R1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

*Al-Balad inspirasi Al-Quran Surat Al-Balad, sebagai pilar membangun negeri.

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.