Athena, MINA – Menteri Pendidikan dan Agama Yunani Kostas Gavroglou mengatakan masjid pertama yang pembangunannya disponsori negara yang penyelesaiannya telah lama tertunda, kemungkinan akan mulai digunakan pada September, sekitar tiga tahun setelah pembangunannya disetujui oleh parlemen.
Pelaksanaan pembanguan tertunda-tunda karena menjadi kontroversial sebab sebagian warga menentang negara membangun masjid di negara di mana Islam menjadi agama minoritas penduduk itu.
Kostas Gavroglou berbicara pada Jumat (7/6) dalam kunjungan ke masjid yang hampir selesai dibangun itu di pinggiran pusat kota Athena, disertai oleh perwakilan dari komunitas Muslim.
“Teristimewa segera akan ada shalat pertama dipimpin imam masjid Athena. Kami berharap ini akan terjadi paling lambat pada September,” kata Gavroglou seperti dilansir Daily Sabah.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Masjid, yang disetujui oleh anggota parlemen pada Agustus 2016 dan dibangun di daerah industri utama ibu kota, akan menyediakan tempat ibadah resmi untuk komunitas imigran Muslim di negara itu dan untuk wisatawan.
Puluhan ribu migran Muslim tinggal di daerah Athena, dan karena tidak ada masjid mereka terpaksa menggunakan ruang shalat informal di ruang bawah tanah dan toko-toko bekas.
Gavroglou mencatat masjid Athena, tidak seperti kebanyakan di Eropa, adalah tempat umum dan bukan tempat ibadah milik pribadi.
“Ini bukan milik siapa pun, karena masjid ini milik kita semua dan kalian semua,” ujarnya. “Di sini, pemiliknya bukan seorang individu, atau komunitas, atau masyarakat atau negara asing,” ia menambahkan.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Proyek yang hampir selesai ini telah disambut dengan lega oleh anggota komunitas Muslim ibu kota.
“Saya ingin memulai dengan berterima kasih kepada Allah bahwa kita akhirnya memiliki sebuah masjid di mana kita dapat berdoa dan shalat, tempat kita dapat berkumpul, kita dapat berbicara tentang berbagai hal,” kata Zaki Mohamed, imam masjid.
“Selama ini penggunaan ruang shalat informal yang tersebar di ibu kota Yunani sering menimbulkan masalah, dengan penduduk setempat kadang-kadang menyatakan keberatan,” kata Alishba Zahra Rizvi, 19 tahun asal Pakistan yang telah tinggal di Yunani selama empat tahun terakhir dan datang untuk melihat masjid baru itu.
“Nah ini masjid, jadi kita bisa melakukan semuanya di sini, kita juga bisa merayakan festival dan segalanya,” tandas Zahra. (T/R11/P1)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu