Menjaga Allah dengan Menjaga Lima Anggota Badan

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Ada lima anggota badan dari diri kita ini yang perlu direnungkan bersama. Sudahkah kita menjaga kelima anggota badan ini untuk tidak bermaksiat kepada Allah Subhanahu Wa Taโ€™ala? Jika seseorang sudah bisa menjaga kelima anggota badan itu, berarti ia telah berusaha . Kelima anggota badan yang harus dijaga oleh setiap muslim itu adalah sebagai berikut.

Pertama. Menjaga Hati. Termasuk seorang hamba yang menjaga Allah Subhanahu Wa Taโ€™ala adalah dia yang senantiasa menjaga hatinya dari perkara-perkara syubhat yang dapat mengkeruhkan keyakinannya, dan dia yang dapat menjaga hatinya dari perkara-perkara syahwat yang dapat menyesatkan dan menyengsarakannya.

Hati memiliki kedudukan yang penting bagi hidup setiap manusia. Apabila hati telah hilang, maka hilanglah segala hidupnya. Apabila hati telah rusak, maka rusaklah segala perilaku hidupnya.

ุฃูŽู„ุงูŽ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ูููŠ ุงู„ุฌูŽุณูŽุฏู ู…ูุถู’ุบูŽุฉู‹: ุฅูุฐูŽุง ุตูŽู„ูŽุญูŽุชู’ ุตูŽู„ูŽุญูŽ ุงู„ุฌูŽุณูŽุฏู ูƒูู„ู‘ูู‡ูุŒ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ููŽุณูŽุฏูŽุชู’ ููŽุณูŽุฏูŽ ุงู„ุฌูŽุณูŽุฏู ูƒูู„ู‘ูู‡ูุŒ ุฃูŽู„ุงูŽ ูˆูŽู‡ููŠูŽ ุงู„ู‚ูŽู„ู’ุจู

โ€œKetahuilah, sesungguhnya di dalam badan/tubuh terdapat segumpal daging. Apabila ia baik, maka baiklah seluruh badan. Namun apabila ia rusak, maka rusak pula seluruh badan. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.โ€ (HR. Bukhari-Muslim)

Maka hendaknya setiap muslim selalu berusaha menjaga hati dan menatanya agar tetap dalam kondisi yang baik, bersih dari noda-noda hitam dosa. Setiap manusia akan merugi pada hari kiamat, kecuali dia yang datang dalam keadaan hatinya bersih lagi sejahtera. Tidak ada syahwat, tidak ada syubhat di dalam hatinya. Tidak ada sesuatu pun di dalam hatinya kecuali kalimat Laa ilaaha illallaah Muhammad rasulullaah.

ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ู„ูŽุง ูŠูŽู†ู’ููŽุนู ู…ูŽุงู„ูŒ ูˆูŽู„ูŽุง ุจูŽู†ููˆู†ูŽ (88) ุฅูู„ู‘ูŽุง ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุชูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุจูู‚ูŽู„ู’ุจู ุณูŽู„ููŠู…ู (89) [ุงู„ุดุนุฑุงุก : 88 ุŒ 89]

โ€œ(Pada hari kiamat) hari yang mana harta benda dan anak-anak tiada lagi berguna, kecuali dia
yang datang dengan hati yang sejahtera (hati yang selamat dan bersih dari dosa).โ€ (Qs. Asy Syuโ€™ara : 88-89)

Dialah hati yang tidak ada kesyirikan di dalamnya, tidak ada riyaโ€™, tidak ada kemunafikan, tidak ada kesombongan, tidak ada kebanggaan diri, tidak ada dendam, tidak ada dengki. Hatinya murni penuh dengan tauhid Allah Subhanahu Wa Taโ€™ala. Penuh dengan keikhlasan dan kejujuran. Penuh dengan ketawakkalan dan penyandaran diri yang tulus hanya kepada Allah Subhanahu Wa Taโ€™ala. Sebagaimana hati kholilullah Ibrahim โ€˜Alaihis Salam.

ุฅูุฐู’ ุฌูŽุงุกูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽู‡ู ุจูู‚ูŽู„ู’ุจู ุณูŽู„ููŠู…ู [ุงู„ุตุงูุงุช : 84]

โ€œ(Ingatlah) ketika dia Ibrahim datang kepada Rabbnya dengan hati yang bersih (ikhlas sepenuhnya hanya untuk Allah).โ€ (Qs. Ash Shoffat : 84)

Kedua. Menjaga Lisan. Termasuk seorang hamba yang menjaga Allah Subhanahu Wa Taโ€™ala adalah dia yang senantiasa menjaga lisannya. Lisan memiliki perkara yang sangat mengagumkan. Berapa banyakkah kehormatan orang yang hancur disebabkan oleh lisan? Berapa banyakkah harga diri yang menjadi rendah disebabkan oleh lisan?

Berapa banyakkah rumah tangga yang runtuh disebabkan oleh lisan? Dan berapa banyakkah kemaksiatan yang keluar dari lisan, namun kita tidak pernah menyadarinya? Ghibah (menggunjing orang lain), namimah (mengadu domba), mengejek, menghina, berdusta, menipu, atau saling berdebat untuk sesuatu yang tidak berguna, tidak ada manfaatnya sama sekali.

ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ูŽ ู„ูŽูŠูŽุชูŽูƒูŽู„ู‘ูŽู…ู ุจูุงู„ู’ูƒูŽู„ูู…ูŽุฉู ู„ูŽุง ูŠูุฑููŠุฏู ุจูู‡ูŽุง ุจูŽุฃู’ุณู‹ุงุŒ ูŠูŽู‡ู’ูˆููŠ ุจูู‡ูŽุง ุณูŽุจู’ุนููŠู†ูŽ ุฎูŽุฑููŠูู‹ุง ูููŠ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู

โ€œSesungguhnya seseorang berkata dengan satu kalimat, ia menganggapnya biasa. Tapi ternyata kalimat tersebut menjadikannya terlempar ke dalam api neraka sejauh 70 tahun perjalanan.โ€ (HR. Ahmad, dishohihkan oleh Syaikh al Albani)

ุฅู† ุงู„ุนุจุฏ ู„ูŠุชูƒู„ู… ุจุงู„ูƒู„ู…ุฉ ู…ุง ูŠุชุจูŠู† ููŠู‡ุง ูŠุฒู„ ุจู‡ุง ููŠ ุงู„ู†ุงุฑ ุฃุจุนุฏ ู…ุง ุจูŠู† ุงู„ู…ุดุฑู‚ ูˆุงู„ู…ุบุฑุจ

โ€œSesungguhnya seseorang berkata dengan satu kalimat yang tidak ada kejelasan di dalamnya (dia mengucapkannya tanpa ilmu). Maka oleh sebab kalimat itu, dia tergelinicir ke dalam api jahannam sejauh jarak antara timur dan barat.โ€ (HR. Bukhari-Muslim)

Maka hendaknya setiap muslim senantiasa menjaga lisannya, agar tidak keluar darinya kecuali sesuatu yang mendatangkan ridha Allah Subhanahu Wa Taโ€™ala, atau sesuatu yang menggembirakan hati orang yang mendengarnya. Abu Bakar ash Shiddiq Radiyallahu โ€˜Anhu berkata,

ูˆู„ู„ู‡ ู…ุง ุดูŠุฆ ุฃุญู‚ ุจุทูˆู„ ุญุจุณ ู…ู† ุงู„ู„ุณุงู†

โ€œDemi Allah, tidak ada sesuatu yang lebih berhak untuk terus dijaga sepanjang waktu daripada lisan ini.โ€

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูุคู’ู…ูู†ู ุจูุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุขุฎูุฑู ููŽู„ู’ูŠูŽู‚ูู„ู’ ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ู„ููŠูŽุตู’ู…ูุชู’

โ€œBarangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia berkata yang baik-baik, (kalau tidak bisa) maka lebih baik ia diam saja.โ€ (HR. Bukhari-Muslim)

Dan Nabi Sallallahu โ€˜Alaihi Wa Sallam juga bersabda,

ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุถู’ู…ูŽู†ู’ ู„ููŠ ู…ูŽุง ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ู„ูŽุญู’ูŠูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽู…ูŽุง ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุฑูุฌู’ู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฃุถู…ู†ู’ ู„ูŽู‡ู ุงู„ุฌู†ู‘ูŽุฉูŽ

โ€œBarangsiapa memberi jaminan kepadaku, apa yang ada diantara kumis dan jenggotnya (yaitu lisan), dan apa yang ada diantara kedua kakinya (yaitu kemaluan), maka aku menjamin baginya Surga.โ€ (HR. Bukhari)

Ketiga. Menjaga Pendengaran (Telinga). Termasuk seorang hamba yang menjaga Allah Subhanahu Wa Taโ€™ala adalah dia yang menjaga pendengarannya. Seorang muslim, seorang mukmin tidak pantas baginya mendengarkan sesuatu yang diharamkan oleh Allah Subhanahu Wa Taโ€™ala. Tidak mendengarkan perkataan kotor. Tidak mendengarkan musik-musik. Tidak mendengarkan siulan-siulan. Dan tidak mendengarkan perkataan yang sia-sia.

ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ู„ุง ูŠูŽุดู’ู‡ูŽุฏููˆู†ูŽ ุงู„ุฒู‘ููˆุฑูŽ ูˆูŽุฅูุฐุง ู…ูŽุฑู‘ููˆุง ุจูุงู„ู„ู‘ูŽุบู’ูˆู ู…ูŽุฑู‘ููˆุง ูƒูุฑุงู…ุงู‹

“(Dan termasuk hamba Allah Yang Maha Penyayang adalah), orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan orang yang melakukan perbuatan/perkataan yang sia-sia, maka dia berlalu dengan tetap menjaga kehormatan dirinya.โ€ (Qs. Al Furqon : 72)

Maka jagalah telinga kita, jagalah pendengaran kita. Sungguh ayat-ayat Al Qurโ€™an adalah lebih berhak untuk kita dengarkan, nasihat-nasihat atau ceramah yang baik adalah lebih layak untuk kita dengarkan, atau berita-berita tentang kabar kaum muslimin, tentang keadaan kaum muslimin, sungguh semua itu lebih pantas untuk kita dengarkan daripada mendengarkan hal-hal yang mendatangkan dosa.

ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ู’ุนูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุตูŽุฑูŽ ูˆูŽุงู„ู’ููุคุงุฏูŽ ูƒูู„ู‘ู ุฃููˆู„ุฆููƒูŽ ูƒุงู†ูŽ ุนูŽู†ู’ู‡ู ู…ูŽุณู’ุคูู„ุงู‹

โ€œSesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati. Semua itu akan dimintai pertanggung jawabannya.โ€ (Qs. Al Israโ€™ : 36)

Kelima. Menjaga Penglihatan (Mata). Termasuk seorang hamba yang menjaga Allah Subhanahu Wa Taโ€™ala adalah dia yang menjaga penglihatannya. Sesungguhnya mata, bila ia digunakan untuk melihat atau memandang sesuatu yang haram, maka sesungguhnya dia adalah panah beracun iblis yang dapat merusak hati dan mengoyak keimanan yang ada di dalamnya. Namun bila ia dijaga untuk tidak melihat atau memandang hal-hal yang diharamkan, maka Allah akan memberi ganti keimanan untuk kita yang kita rasakan manisnya di dalam dada.

ู‚ูู„ู’ ู„ูู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู†ูŽ ูŠูŽุบูุถู‘ููˆุง ู…ูู†ู’ ุฃูŽุจู’ุตุงุฑูู‡ูู…ู’ ูˆูŽูŠูŽุญู’ููŽุธููˆุง ููุฑููˆุฌูŽู‡ูู…ู’ ุฐู„ููƒูŽ ุฃูŽุฒู’ูƒู‰ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุฎูŽุจููŠุฑูŒ ุจูู…ุง ูŠูŽุตู’ู†ูŽุนููˆู†ูŽ

โ€œKatakanlah kepada kaum mukminin (orang-orang yang beriman), agar mereka menjaga pandangan mereka, dan menjaga kemaluan mereka. Karena yang demikian itu lebih baik bagi mereka (lebih mensucikan jiwa mereka). Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang mereka perbuat.โ€ (Qs. An Nur : 30)

Maka hendaknya setiap kita memalingkan pandangan, mengarahkan penglihatan kita kepada kekuasaan Allah Subhanahu Wa Taโ€™ala yang ada di muka bumi ini, agar kita dapat merenungi akan betapa maha agungnya penciptaan langit dan bumi.

ู‚ูู„ู ุงู†ู’ุธูุฑููˆุง ู…ุงุฐุง ูููŠ ุงู„ุณู‘ูŽู…ุงูˆุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู

โ€œKatakanlah, โ€˜perhatikanlah (lihatlah, pandanglah) apa yang ada di langit dan di bumiโ€™.โ€ (Qs. Yunus : 101).

Dalam ayat yang lain, Allah Taโ€™ala berfirman,

ุฃูŽููŽู„ุง ูŠูŽู†ู’ุธูุฑููˆู†ูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฅูุจูู„ู ูƒูŽูŠู’ููŽ ุฎูู„ูู‚ูŽุชู’ ูˆูŽุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุณู‘ูŽู…ุงุกู ูƒูŽูŠู’ููŽ ุฑูููุนูŽุชู’ ูˆูŽุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฌูุจุงู„ู ูƒูŽูŠู’ููŽ ู†ูุตูุจูŽุชู’ ูˆูŽุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู ูƒูŽูŠู’ููŽ ุณูุทูุญูŽุชู’

โ€œMaka tidakkah mereka memperhatikan (tidakkah mereka melihat) kepada unta, bagaimana ia diciptakan?, (dan tidakkah mereka melihat) kepada langit, bagaimana ia ditinggikan, (dan tidakkah mereka melihat) kepada gunung, bagaimana ia ditegakkan, (dan tidakkah mereka melihat) kepada bumi, bagaimana ia dihamparkan?.โ€ (Qs. Al Ghosyiyah : 17-20)

Kelima. Menjaga Perut. Termasuk seorang hamba yang menjaga Allah Subhanahu Wa Taโ€™ala adalah dia yang selalu menjaga perutnya. Seorang muslim menjaga perutnya dari makanan yang haram. Dia tidak makan kecuali dari apa yang telah dibolehkan, dari apa yang telah dihalalkan untuknya.

Dia menjauhi unsur-unsur penghasilan yang datang dari riba, penipuan, atau jual beli yang curang, sehingga tidak ada keberkahannya sama sekali pada harta tersebut. Justru yang ada adalah kecelakaan dan kesengsaraan.

Seorang muslim makanannya adalah makan yang baik dan bersumber dari penghasilan yang baik. Karena Allah Subhanahu Wa Taโ€™ala tidaklah menerima kecuali apa-apa yang baik. Dan tidak menerima doโ€™a kecuali dari orang-orang yang baik. Rasulullah Shallallahu โ€˜alaihi wasallam bersabda,

ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูุŒ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุทูŽูŠู‘ูุจูŒ ู„ูŽุง ูŠูŽู‚ู’ุจูŽู„ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ุทูŽูŠู‘ูุจู‹ุงุŒ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุฃูŽู…ูŽุฑูŽ ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู†ูŽ ุจูู…ูŽุง ุฃูŽู…ูŽุฑูŽ ุจูู‡ู ุงู„ู’ู…ูุฑู’ุณูŽู„ููŠู†ูŽุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ: {ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ุฑู‘ูุณูู„ู ูƒูู„ููˆุง ู…ูู†ูŽ ุงู„ุทู‘ูŽูŠู‘ูุจูŽุงุชู ูˆูŽุงุนู’ู…ูŽู„ููˆุง ุตูŽุงู„ูุญู‹ุงุŒ ุฅูู†ู‘ููŠ ุจูู…ูŽุง ุชูŽุนู’ู…ูŽู„ููˆู†ูŽ ุนูŽู„ููŠู…ูŒ} [ุงู„ู…ุคู…ู†ูˆู†: 51] ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ: {ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ูƒูู„ููˆุง ู…ูู†ู’ ุทูŽูŠู‘ูุจูŽุงุชู ู…ูŽุง ุฑูŽุฒูŽู‚ู’ู†ูŽุงูƒูู…ู’} [ุงู„ุจู‚ุฑุฉ: 172] ุซูู…ู‘ูŽ ุฐูŽูƒูŽุฑูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ูŽ ูŠูุทููŠู„ู ุงู„ุณู‘ูŽููŽุฑูŽ ุฃูŽุดู’ุนูŽุซูŽ ุฃูŽุบู’ุจูŽุฑูŽุŒ ูŠูŽู…ูุฏู‘ู ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงุกูุŒ ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ูุŒ ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ูุŒ ูˆูŽู…ูŽุทู’ุนูŽู…ูู‡ู ุญูŽุฑูŽุงู…ูŒุŒ ูˆูŽู…ูŽุดู’ุฑูŽุจูู‡ู ุญูŽุฑูŽุงู…ูŒุŒ ูˆูŽู…ูŽู„ู’ุจูŽุณูู‡ู ุญูŽุฑูŽุงู…ูŒุŒ ูˆูŽุบูุฐููŠูŽ ุจูุงู„ู’ุญูŽุฑูŽุงู…ูุŒ ููŽุฃูŽู†ู‘ูŽู‰ ูŠูุณู’ุชูŽุฌูŽุงุจู ู„ูุฐูŽู„ููƒูŽุŸ

โ€œWahai manusia, sesungguhnya Allah itu Maha Baik, tidak menerima kecuali apa-apa yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kaum mukmin dengan apa yang telah diperintahkan kepada para rasul. Allah berfirman, โ€˜wahai para rasul, makanlah kalian dari apa yang baik-baik, dan beramal shalihlah, sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kalian perbuatโ€™. Dan Allah berfirman, โ€˜wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik, yang telah Kami rizkikan kepada kalianโ€™. Kemudian Rasulullah menggambarkan tentang seseorang yang melakukan perjalanan jauh, nampak bekas perjalanan tersebut di sekujur tubuhnya, penuh debu, dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berseru ya rabb ya rabb, sedangkan makanannya adalah haram, minumannya adalah haram, dan pakaiannya adalah haram, dia tumbuh dari sesuatu yang haram, maka bagaimana mungkin doโ€™anya akan dijawab?.โ€ (HR. Muslim)

Sahabat, menjadi penting bagi kita untuk lebih meningkatkan perhatian kepada lima hal di atas. Jika kita bisa menjaganya dengan maksimal, maka insya Allah Dia akan ridha kepada kita. Dan tidak ada kebaikan terbaik bagi seorang hamba selain datangnya ridha Allah kepadanya setiap saat. Jika Allah sudah ridha kepada hamba-Nya, maka berbahagialah hamba itu, wallahuaโ€™lam. (A/RS3/P1)

Miโ€™raj News Agency (MINA)

Wartawan: Bahron Ansori

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.