Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menjemput Jodoh dengan Kebaikan

Rudi Hendrik - Kamis, 19 Mei 2016 - 09:54 WIB

Kamis, 19 Mei 2016 - 09:54 WIB

1460 Views

(Gambar: Memecomicislam.com)

Oleh Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Usia 25 tahun menjadi masa mencemaskan bagi Muslimah jika jodoh tak kunjung datang. Pada masa itu, tidak jarang seorang Muslimah bertanya kepada Allah, “Adakah jodohku?” atau “Kapan jodohku tiba ya Allah?” Perasaan rindu menikah itu akan semakin membuncah manakala teman seprofesinya satu per satu sudah dipersunting dan menikah.

Terlebih bila ia merasa seorang Muslimah yang baik dan menjaga diri dengan berhijab serta tidak suka bergaul dengan pergaulan yang bernuansa khalwat (bercampur laki-laki dan perempuan). Di sisi lain, wanita-wanita yang tidak berhijab dan bergaya hidup bebas, dengan mudahnya mendapat pasangan.

Allah telah memberi fitrah kepada manusia itu memiliki pasangan hidup. Di alam yang ibarat sebuah ruangan besar ini, ada para Muslimah yang membutuhkan calon suami dan di sisi lain banyak pula kaum lelaki mengharapkan menikah dengan seorang Muslimah. Mereka saling membutuhkan untuk menikah, tapi kenapa sinyal yang saling membutuh itu tidak tersambung.

Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari

Jika sudah tercatat di Lauh Mahfudz, seberapa pun jarak yang terbentang, sehebat apa pun masalah yang datang, setebal apa pun tembok yang jadi pemisah, jika jodoh pasti tidak akan ke mana.

Anda, wahai Muslimah, cukuplah Anda berbicara kepada pemilik alam ini agar sinyal Anda bisa tersambung kepada pria yang juga membutuhkan pasangan.

Terkadang jodoh yang berkwalitas baik dan berderajat tinggi harus dijemput.

Jodoh memang di tangan Allah, tapi jika tidak dijemput, jodoh itu bisa ada di tangan Allah terus, karena kita tidak tahu siapa jodoh kita yang telah Allah tetapkan. Jemputlah jodoh dengan cara-cara terbaik, bukan cara-cara yang justeru menghadirkan perbuatan dosa.

Baca Juga: Daftar Hitam Pelanggaran HAM Zionis Israel di Palestina

Khadijah tidak pernah tahu bahwa jodohnya adalah Muhammad. Yang ia tahu, Muhammad memiliki kriteria-kriteria sebagaimana jodoh yang dia idamkan.

Menanti Jodoh

Sebagian wanita ada yang sengaja menjalin ikatan sebelum menikah dengan seorang lelaki atau lebih banyak lagi. Harapannya, agar ia (wanita) bisa memilih lelaki mana yang dikira tepat untuk mengisi hidupnya di masa depan. Menanti jodoh dengan cara menjalin ikatan dengan lelaki lain yang belum tentu menjadi suaminya kelak adalah hal yang tidak diperkenankan dalam Islam. Sejatinya, menanti jodoh bagi seorang wanita shalehah adalah dengan terus mendekat (taqarrub ilallah), bukan dengan jalan tebar pesona atau sibuk searching internet dan facebook, WA, demi menjalin komunikasi dengan sang lelaki impian. Menanti jodoh bagi seorang wanita shalehah adalah dengan cara terus meningkatkan amal ibadah, memperbanyak doa dan meminta didoakan kepada kedua orang tua dan orang-orang salih. Menanti jodoh, rezeki dan kematian bukan dengan diam pasrah menunggu. Ada sesuatu yang dilakukan untuk menjemput jodoh dan rezeki serta menyambut datangnya kematian.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan bahwa Muslimah yang baik untuk Muslimin yang baik. Wanita yang buruk untuk pria yang buruk.

Baca Juga: Ibu Rumah Tangga Bahagia: Kunci Kesuksesan Muslimah di Rumah

Dia Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

الْخَبِيثٰتُ    لِلْخَبِيثِينَ    وَالْخَبِيثُونَ    لِلْخَبِيثٰتِ    ۖ    وَالطَّيِّبٰتُ    لِلطَّيِّبِينَ    وَالطَّيِّبُونَ    لِلطَّيِّبٰتِ    ۚ    أُو۟لٰٓئِكَ    مُبَرَّءُونَ    مِمَّا    يَقُولُونَ    ۖ    لَهُم    مَّغْفِرَةٌ    وَرِزْقٌ    كَرِيمٌ    ﴿النور:٢٦﴾

Artinya, “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” (QS. An-Nuur [24] ayat 26).

Setiap Muslimah pastinya ingin mendapatkan suami yang baik dan salih. Untuk mengundang calon suami yang baik, tentunya kaum Muslimah pun harus mengimbangi dengan status Muslimah yang baik dan salihah.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23]  Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran

Rahasia terbaik untuk membuka pintu jodoh adalah dengan senantiasa melakukan kebaikan. Hanya itu, hanya melakukan kebaikan terus-menerus. Cara ampuh inilah yang membuat banyak Muslimah berkekasihkan suami yang hebat.

Senantiasa berbuat baik. Jangan buru-buru mengatakan, “Kalau cuma itu, saya juga tahu.”

Namun, jutaan Muslimah yang mengaku tahu, tapi justeru mendapat jodoh yang salah (tidak baik). Jutaan orang tahu, tapi akhirnya pernikahan mereka tak menghadirkan kebahagiaan.

Wahai Muslimah, setialah kepada kebaikan. Pastikan Anda berbuat baik sesuai restu Allah dan Rasul-Nya. Karena, para lelaki beriman akan berupaya melaksanakan arahan Allah dan Rasul-Nya semaksimal mungkin.

Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ ِلأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

Artinya, “Seorang wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu beruntung.” (HR. Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).

Lelaki yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya pastinya akan mencari Muslimah dengan penilaian pertama adalah kebaikan agamanya.

Baca Juga: Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina

Dengan terus berbuat baik, maka kebaikanmu, wahai Muslimah, akan diatur oleh Allah sehingga terdengar oleh seorang lelaki yang beriman yang sedang mencari pasangan hidup yang beriman dan salihah.

Wahai Muslimah, karena Allah telah berjanji melalui firman-Nya,

مَنۡ عَمِلَ صَـٰلِحً۬ا مِّن ذَڪَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ۬ فَلَنُحۡيِيَنَّهُ ۥ حَيَوٰةً۬ طَيِّبَةً۬‌ۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا ڪَانُواْ يَعۡمَلُونَ

Artinya, “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik [1] dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl [16] ayat 97).

Baca Juga: Peran Pemuda dalam Membebaskan Masjid Al-Aqsa: Kontribusi dan Aksi Nyata

والله أعلمُ بالـصـواب

(P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Khadijah
Khadijah
Khadijah
Indonesia