Jakarta, 2 Dzulqa’dah 1437/5 Agustus 2016 (MINA) – Majelis Ulama Indonesia (MUI), Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (MUI) mengadakan diskusi dengan tema “Pendayagunaan Harta Wakaf Untuk Restorasi Hutan dan Pengentasan Kemiskinan”.
Ketua Umum Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam MUI, Hayu S. Prabowo mengatakan kerusakan hutan yang semakin parah menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem hutan dan lingkungan disekitarnya yang berdampak negatif pada sosial, budaya dan ekonomi masyarakat sekitar hutan.
“Sebuah studi menyimpulkan bahwa jumlah kaum miskin yang tinggal disekitar lingkungan hutan mencapai 1/3 dari keseluruhan kaum miskin di Indonesia,” kata Prabowo di Kantor MUI Pusat, Jakarta, Kamis (5/8).
Untuk mengatasi masalah tersebut, eksistensi wakaf sebagai pranata ibadah menjadi sangat strategis, sebab memiliki kekuatan sosial dan ekonomi guna mengembalikan fungsi ekosistem hutan sekaligus mengentaskan kemiskinan masyarakat sekitar hutan.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Hal ini sesuai dengan contoh Rasulullah yang pernah menetapkan kawasan Naqi’ (mata air dekat Madinah) sebagai kawasan lindung (hima) guna kemaslahatan umat. Guna menggalang pemikiran dan sinergi pihak-pihak.
Sementara Cholil Nafis Ketua Pembina Yayasan BMT Wakaf Investa menjelaskan, berdasarkan data Kemenag tahun 2012, jumlah tanah wakaf di Indonesia seluas 3.492.045.375 M persegi. Tanah-tanah tersebut tersebar di 420.003 lokasi di seluruh Indonesia, dengan 67,22 % di antaranya sudah bersertifikat dan belum sertifikat 32,78 %.
Maka, peluang untuk mengelola perwakafan hutan dan mengentaskan kemiskinan sangat mudah, namun masih ada beberapa hambatan karena kurangnya tim dan kebutuhan di lapangan.
“Mungkin target kita pertama di hutan dekat kota dulu seperti pinggiran Sungai Ciliwung yang banyak masyarakat disekitar tersangkut masalah kemiskinan,” tuturnya.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Acara ini dihadiri oleh beberapa lembaga pemerhati lingkungan seperti WWF dan Bank Syariah Mandiri (BSM). (L/P002/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia