Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

NATO akan Perluas Misi di Irak

sri astuti - Kamis, 13 Februari 2020 - 06:04 WIB

Kamis, 13 Februari 2020 - 06:04 WIB

0 Views

In this May 22, 2019, image obtained from the UN, Nickolay Mladenov (on screen), Special Coordinator for the Middle East Peace Process, addresses the UN Security Council as it considers the situation in the Middle East, including the Palestinian question. - The US on May 22, 2019, called for dismantling the UN Palestinian refugee agency UNRWA, weeks before unveiling the economic aspects of its long-awaited Middle East peace plan. Addressing the UN Security Council, US adviser Jason Greenblatt said UNRWA was a "bandaid" and that it was time to hand over services assured by the UN agency to countries hosting the Palestinian refugees and NGOs. (Photo by Loey FELIPE / SC Chamber / AFP) / RESTRICTED TO EDITORIAL USE - MANDATORY CREDIT "AFP PHOTO / UN / Loey Felipe" - NO MARKETING NO ADVERTISING CAMPAIGNS - DISTRIBUTED AS A SERVICE TO CLIENTS

Brussel, MINA – Sekretaris Jenderal Aliansi Militer Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg pada Rabu (13/2), saat pertemuan para menteri pertahanan di Brussels mengumumkan akan berperan lebih besar di Irak, mengambil alih beberapa kegiatan dari koalisi pimpinan AS melawan Daesh / ISIS.

“Kami harus dapat melakukan operasi,” kata Jens Stoltenberg, Anadolu Agency melaporkan.

Stoltenberg mengatakan para menteri menyetujui prinsip “memperluas dan meningkatkan untuk melakukan lebih banyak” di Irak.

Dia menekankan, NATO telah berkonsultasi dengan pemerintah Irak dan aliansi militer hanya akan menetap di negara itu dengan persetujuan mereka.

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

NATO berfokus pada “mengalahkan musuh kita bersama,” Daesh / ISIS, dan memastikan mereka tidak pernah kembali,” kata Stoltenberg.

Para menteri pertahanan juga membahas situasi keamanan dan kemanusiaan di Suriah barat laut.

Stoltenberg menegaskan kembali bahwa NATO “sangat prihatin” atas situasi di Idlib, yang merupakan “konsekuensi dari penggunaan kekerasan yang brutal, serangan yang mengerikan terhadap warga sipil tak berdosa serta pemboman tanpa pandang bulu terhadap sasaran sipil.”

“Kami menyerukan rezim Assad yang didukung Rusia untuk menghentikan semua serangan yang telah menewaskan warga sipil tak berdosa,” katanya.

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

Mengenai situasi keamanan di Afghanistan, dia menegaskan, aliansi tersebut sepenuhnya mendukung upaya perdamaian yang dipimpin AS.

“Sekarang tergantung pada Taliban untuk menunjukkan bahwa mereka berniat dan mau mengurangi kekerasan,” katanya.

Pada  pertemuan kedua mereka hari Kamis (13/2) para menteri pertahanan membahas lebih lanjut keamanan dan stabilitas di Timur Tengah serta tanggapan aliansi terhadap penyebaran rudal Rusia. (T/R7/RS1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

Rekomendasi untuk Anda

Eropa
Timur Tengah
Eropa
Dunia Islam
Dunia Islam