Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Netanyahu Desak AS Soal Dataran Tinggi Golan

Ali Farkhan Tsani - Kamis, 21 Maret 2019 - 17:20 WIB

Kamis, 21 Maret 2019 - 17:20 WIB

9 Views

 

Yerusalem, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendesak Amerika Serikat untuk mengakui pemerintahan Israel atas sebagian besar Dataran Tinggi Golan, ujarnya kepada Menlu AS, Mike Pompeo dalam kunjungannya ke Yerusalem, pada hari Rabu, 20 Maret.

Netanyahu menggarisbawahi kemungkinan yang berkembang, bahwa pemerintahan Trump dapat mengubah sikap AS di wilayah tersebut. The New York Times melaporkan.

Netanyahu telah berulang kali mendorong mitra utamanya AS, untuk mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan barat, yang direbut Israel dari Suriah dalam Perang Enam Hari 1967 dan kemudian dianeksasi.

Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan

Ada tanda-tanda baru-baru ini bahwa pemerintahan Trump bisa bergerak ke arah Netanyahu.

Sebuah laporan hak asasi manusia tahunan yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri AS menggunakan kalimat “yang dikontrol Israel” dan bukan “yang diduduki Israel,” untuk menggambarkan Dataran Tinggi Golan, Tepi Barat dan Gaza.

Sementara itu, Netanyahu akan mengunjungi Trump pekan depan, beberapa hari menjelang pemilu Israel.

Ia juga berencana untuk berbicara dalam konferensi tahunan AIPAC, kelompok lobi pro-Israel.

Baca Juga: Setelah 20 Tahun di Penjara, Amerika Bebaskan Saudara laki-laki Khaled Meshaal

Pada hari Rabu, Netanyahu dan Pompeo muncul bersama untuk memberikan komentar kepada para wartawan setelah pertemuan di halaman kediaman perdana menteri di Yerusalem.

Netanyahu mengatakan, para pejabat intelijen Israel telah menemukan bahwa Hezbollah, militer Lebanon dan kelompok politik yang memiliki hubungan dengan Iran, sedang mencoba untuk membangun jaringan di bagian Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Suriah, yang mengancam Israel.

“Saya dapat mengatakan bahwa Anda semua bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Israel tidak berada di Golan,” kata Netanyahu.

“Kita akan memiliki Iran di tepi Danau Galilea. Saya pikir untuk alasan ini dan lebih banyak lagi, saya pikir sudah saatnya komunitas internasional mengakui Israel tinggal di Golan, fakta bahwa Golan akan selalu tetap menjadi bagian dari negara Israel,” klaimnya.

Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia

Pompeo tidak menyebutkan Dataran Tinggi Golan, tetapi ia berbicara secara luas tentang perlunya Amerika Serikat dan Israel terus bekerja sama melawan Iran, dan dukungan pemerintahan Trump untuk keamanan Israel.

“Dengan ancaman seperti itu, kenyataan sehari-hari kehidupan Israel, kami mempertahankan komitmen kami yang tak tertandingi terhadap keamanan Israel dan dengan kuat mendukung hak Anda untuk membela diri,” kata Pompeo.

Netanyahu memuji Trump karena menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran tahun lalu. Sebuah langkah yang dilakukan Trump meskipun badan-badan intelijen AS mengatakan Iran belum berusaha membuat senjata nuklir.

Dia juga mengatakan sanksi AS terhadap Iran tampaknya berhasil, menambahkan bahwa dia dan Pompeo telah membahas dalam pertemuan mereka bagaimana “mengintensifkan tekanan lebih besar lagi pada Iran.” (T/RS2/P1)

Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Internasional
Internasional
Amerika