Al-Quds, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan klaim atas seluruh Yerusalem, yang dipandangnya sebagai ibu kota abadi dan tidak terbagi.
Hal itu ia katakan saat, Kabinetnya menggelar pertemuan khusus hari Ahad (21/5) untuk memperingati “Hari Yerusalem” di sebuah situs arkeologi dekat kawasan utama Tembok Ratapan, situs tersuci bagi warga Yahudi untuk berdoa.VOA melaporkan.
“Beberapa hari lalu Abu Mazen (julukan bagi Presiden Palestina Mahmoud Abbas.red) mengatakan di sidang PBB bahwa orang-orang Yahudi tidak memiliki hubungan dengan Temple Mount atau Bukit Bait Suci (dalam Islam disebut sebagai Al Haram Al Sharif.red), dan bagian timur Yerusalem adalah bagian dari wilayah Otoritas Palestina. Untuk diketahui hari ini kami melangsungkan rapat kabinet khusus yang menandai pertemuan Hari Yerusalem di kaki Temple Mount,” ujarnya.
Temple Mount merupakan situs puncak bukit yang oleh warga Yahudi dinilai sebagai tempat paling suci dalam Yudaisme (agama Yahudi) dan lokasi di mana terdapat beberapa tempat-tempat paling suci dalam Alkitab.
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
Di kawasan itu juga terdapat Masjid Al Aqsa, situs tersuci ketiga bagi ummat Islam. Sejak Israel merebut kawasan itu pada tahun 1967, warga Yahudi tetap diizinkan datang, tetapi tidak untuk berdoa di sana.
Sebelumnya, seorang menteri garis keras Israel mengunjungi lokasi yang sensitif itu dan memicu ketegangan dengan Palestina.
Lawatan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir pada hari Minggu, kunjungan keduanya yang diketahui sejak ia menjadi anggota pemerintah Israel yang berhaluan paling kanan, telah menuai kecaman dari Palestina – juga dari Mesir dan Yordania.
Lawatan itu dilakukannya beberapa hari setelah warga Israel memperingati Hari Yerusalem, untuk memperingati penaklukan bagian timur Yerusalem oleh Israel dalam perang Timur Tengah tahun 1967. (T/R7/P2)
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jihad Islam Kecam Otoritas Palestina yang Menangkap Para Pejuang di Tepi Barat