Ankara, MINA – Pemerintah Norwegia membatalkan izinnya untuk membakar kitab suci Islam Al Quran, setelah Pemerintah Turkiye memperingatkannya, kata Menteri Luar Negeri Turkiye, Mevlut Cavusoglu, Kamis (2/1).
Berbicara di sebuah acara di ibu kota Turki, Ankara, ia mengatakan, percepatan globalisasi dan perubahan telah menyebabkan beberapa dampak kemanusiaan seperti erosi identitas nasional dan hilangnya kesadaran bahasa. Anadolu melpaorkan.
“Globalisasi juga menyebabkan kejahatan rasial, Islamofobia, rasisme, xenofobia, intoleransi, dan diskriminasi,” ujarnya.
“Anda melihat apa yang terjadi di Swedia, Belanda, dan Denmark. Hal yang sama akan terjadi di Norwegia. Hari ini, kami memanggil Duta Besar Norwegia,” katanya.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
“Kejahatan terhadap kemanusiaan bukanlah kebebasan berekspresi. Ini adalah kejahatan rasial. Kebencian bukanlah kebebasan berekspresi,” tegas diplomat tinggi itu.
Sebelumnya pada hari Kamis, Turkiye memanggil Duta Besar Norwegia di Ankara, Erling Skjonsberg, atas rencana menodai Al Quran di negara Skandinavia tersebut pada hari Jumat.
Skjonsberg diberi tahu bahwa Ankara mengecam keras pendekatan Norwegia tidak mencegah tindakan provokatif yang direncanakan, yang jelas merupakan kejahatan rasial, sikap ini tidak dapat diterima dan kami berharap tindakan ini tidak diizinkan, menurut sumber diplomatik Turki.
Pekan lalu, Turkiye memanggil duta besar Swedia, Belanda, dan Denmark di Ankara atas insiden terkait pembakaran Al Quran. (T/R7/P1)
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan