Tunis, 1 Jumadil Awwal 1436/20 Februari 2015 (MINA) – Pemimpin tinggi umat Islam di Tunisia, Rachid Ghannouchi mengatakan, ia menentang setiap intervensi militer di Libya yang sedang dilanda krisis.
“Kami menentang setiap intervensi militer di Libya,” kata Ghannouchi, pemimpin gerakan Ennahda, dalam sebuah rekaman video yang diposting di situs web Ennahda, Kamis (19/2).
“Kami menyerukan kepada anak-anak kami, saudara dan orang tua di Libya untuk meletakkan senjata dan bereaksi positif terhadap inisiatif yang diperjuangkan oleh Aljazair dan PBB untuk membantu mencegah intervensi asing,” tambahnya, Anadolu Agency melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Libya terjebak dalam pertempuran berbulan-bulan antara kubu yang bermusuhan, keadaan yang telah menghasilkan dua pemerintah saingan di Tripoli oleh basis milisi dan di Tobruk oleh pemerintah hasil pemilu yang didukung PBB.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Pada Senin (16/2), militer Mesir melakukan serangan udara terhadap target yang diduga kelompok Negara Islam atau ISIS di kota pantai Darnah Libya timur.
Serangan terjadi tak lama setelah kelompok merilis sebuah video yang menunjukkan eksekusi massal 21 sandera warga Kristen Mesir di Libya.
Pada pertemuan Rabu (18/2) Dewan Keamanan PBB, Mesir yang hanya mengakui pemerintah di Tobruk, meminta PBB mencabut larangan penjualan senjata internasional untuk negara Afrika Utara itu. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)