PEMIMPIN SEMENTARA AFRIKA TENGAH MENCOBA AKHIRI KEKACAUAN

rebel-fighters-in-central-african-republic

rebel-fighters-in-central-african-republicBangui, 12 Rabi’ul Awwal 1435/14 Januari 2014 (MINA) – Pemimpin sementara Republik Tengah mengerahkan ratusan lebih tentara di ibukota Bangui, Senin (13/1), dengan perintah “tembak pengacau” dalam upaya mengakhiri kekerasan bernuansa agama yang telah berlangsung beberapa bulan itu.

Pertempuran, serangan terhadap masjid dan penjarahan toko-toko Muslim terus berlangsung di Bangui meskipun Presiden Michel Djotodia sudah mengundurkan diri Jumat lalu, di bawah tekanan kuat dunia internasional.

Palang Merah mengatakan telah mengumpulkan 10 mayat dari jalanan selama akhir pekan dan merawat sekitar 60 orang terluka di Rumah Sakit Komunitas di Bangui.

Kekerasan sporadis terus berlanjut meskipun telah hadir 1.600 tentara Perancis dan 4.000 pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika, demikian laporan Global Post yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Alexandre Ferdinand Nguendet, Kepala Dewan Transisi Nasional (CNT) telah mengambil alih kepresidenan sampai pemimpin baru terpilih bulan ini.

Dia mengatakan telah melancarkan operasi untuk memulihkan ketenangan di kota tepi sungai itu.

“Kekacauan ini berakhir. Orang-orang Afrika Tengah harus mendapatkan kembali kehormatan mereka,” kata Nguendet dalam upacara yang dihadiri oleh ratusan perwira militer, di sebuah barak di Bangui .

“Jika mereka terus, saya memerintahkan atas nama Republik untuk menembak di tempat para pengacau, sehingga saya dapat memerintah di negeri ini.”

Nguendet mengatakan, setiap perwira militer yang gagal melaporkan tugas, akan dianggap desertie (lari dari tugas militer).

Hari itu juga, puluhan perwira militer muncul untuk mendaftar layanan di barak, di pusat kota.

Nguendet mengatakan, dia meningkatkan kehadiran militer di jalan-jalan Bangui dan meluncurkan sebuah tim reaksi cepat 24 jam dengan hotline darurat bagi warga untuk melaporkan kekerasan.

PBB memperkirakan, sebulan pertempuran di bekas koloni Perancis itu telah menelantarkan sekitar 1 juta orang pengungsi, atau lebih dari seperlima dari populasi.

Kelompok HAM internasional melaporkan, lebih  1.000 orang tewas pada bulan Desember saja.

Berdasarkan anggaran dasar transisi, Nguendet akan memimpin Republik Afrika Tengah maksimal selama dua minggu, sampai CNT memilih presiden sementara untuk mengarahkan negara melaksanakan pemilu.

Lalu lintas di pusat Bangui kembali normal, toko-toko dibuka kembali dan orang-orang pergi mengurus bisnis mereka Senin itu. Namun, masih ada laporan tentang kerusuhan, khususnya di lingkungan perumahan menuju utara kota. (T/P09/E1).

Mi’raj News Agency (MINA).

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0