Norfolk, MINA – Sedikitnya dua orang tewas dan lima lainnya luka-luka dalam insiden penembakan di Negara Bagian Virginia, AS tenggara pada Ahad (4/9), kata pejabat penegak hukum setempat, saat epidemi senjata di negara itu berlanjut.
Insiden itu terjadi di Norfolk, sebuah kota tepi laut di tenggara Virginia. Kejadian dilaporkan sekitar Ahad dini hari di sebuah pesta di Killam Avenue kelas atas, Press TV melaporkan.
Menurut polisi Norfolk, empat wanita dan tiga pria terluka dalam tembakan, dua dari mereka kemudian meninggal karena luka-luka mereka di rumah sakit.
Orang-orang yang terbunuh diidentifikasi sebagai Zabre Miller (25) dan Angelia McKnight (19).
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Universitas Negeri Norfolk mengatakan, banyak korban dalam penembakan massal di luar kampus itu adalah mahasiswa di universitas tersebut, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
“Polisi Norfolk telah memberi tahu kami bahwa beberapa mahasiswa NSU telah menjadi korban penembakan di lokasi terpencil di luar kampus dekat 50th Street dan Hampton Blvd,” cuit universitas tersebut.
Detektif pembunuhan sedang menyelidiki penembakan itu dengan polisi mencari informasi dari publik.
Pihak berwenang setempat dikutip mengatakan bahwa perkelahian terjadi di pesta itu, di mana seorang tersangka mengeluarkan pistol dan mulai menembaki para hadirin.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Kekerasan senjata merajalela di Amerika Serikat. Menurut Arsip Kekerasan Senjata, setidaknya telah terjadi 456 penembakan massal pada tahun 2022, yang menyebabkan 30.237 orang tewas.
Itu rata-rata lebih dari 1,8 penembakan massal setiap hari sejauh ini, menurut CNN.
Survei Senjata Kecil 2018 menemukan bahwa ada sekitar 393 juta senjata api di tangan sipil di negara itu, atau 120,5 senjata api per 100 orang.
Jumlah itu jauh lebih tinggi sekarang, mengingat peningkatan penjualan senjata yang melonjak dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Israel Caplok Golan, PBB Sebut Itu Pelanggaran
Presiden AS Joe Biden pada bulan Juli mengatakan bahwa banjir senjata telah mengubah komunitas Amerika menjadi “ladang pembantaian” dan berjanji untuk memberlakukan kembali larangan penggunaan senapan serbu.
Pernyataan itu muncul dalam upacara Gedung Putih untuk menandai undang-undang kontrol senjata baru yang dia tandatangani pada 25 Juni. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: AS Tolak Laporan Amnesty yang Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza