PENGAMAT: DEMOKRASI DI MESIR BERAKHIR

Mantan Presiden Mesir Husni Mubarak   dalam sidang pengadilan di Kairo, Mesir, Sabtu, 29 November  2014 (Foto: AP)
Mantan Presiden Husni dalam sidang pengadilan di , Mesir, Sabtu, 29 November 2014 (Foto: AP)

Jakarta, 24 Rabi’ul Awwal 1436/15 Januari 2015 (MINA) –  Pembebasan penjara terhadap mantan presiden Mesir Husni Mubarak  beberapa hari lalu menunjukkan Mesir kembali dikuasai rezim militer, kata pengamat Timteng .

“Vonis yang memungkinkan Mubarak bebas semakin memperlihatkan Mesir sedang kembali ke rezim militer dan proses Arab Spring atau demokratisasi di Negara itu berakhir dengan sendirinya,” kata Ibrahim Rantau kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.

Pada Selasa (14/1), Pengadilan Mesir membatalkan vonis tiga tahun penjara terhadap mantan presiden Mubarak dalam kasus korupsi. Mubarak dituding menggelapkan dana hingga USD 14 juta atau setara Rp176 miliar untuk dana perawatan istana kepresidenan.

Baca Juga:  Prancis Kecam Israel Serang Bantuan Yordania untuk Gaza

Atas pembatalan ini, pengadilan Mesir tidak menyebutkan dengan jelas apakah Mubarak sudah dapat melenggang bebas ke tengah masyarakat. Namun pengacara Mubarak, Farid al-Deeb, mengatakan pada AFP, klien seharusnya dibebaskan karena sudah dipenjara selama tiga tahun.

November lalu, pengadilan lainnya di Mesir memutuskan tidak memvonis Mubarak atas tudingan pembunuhan massal dalam pemberontakan di tahun 2011.

Dua anak Mubarak, Alaa dan Gamal, juga ikut terseret kasus korupsi ayahnya. Mereka dituntut hukuman empat tahun penjara.

Sebulan lalu, ratusan pendemo mengecam keras dibebaskannya Mubarak dari dakwaan kasus pembunuhan pada 2011. Mereka berkumpul di Universitas Kairo sambil melambaikan foto Mubarak di balik jeruji penjara. Polisi bersiaga di pintu gerbang kampus untuk mencegah meluasnya unjuk rasa ke jalanan.

Baca Juga:  Prancis Kecam Israel Serang Bantuan Yordania untuk Gaza

Demonstrasi serupa terjadi di universitas lainnya. Mereka mendesak Rezim Mubarak segera diruntuhkan.

Pengamat di Indonesia Media Monitoring Center (IMMC) itu sebelumnya mengatakan dunia internasional sebenarnya sudah mengetahui Mesir mulai kembali ke rezim lama setelah presiden demokrasi pertama Mesir Muhammad Mursi digulingkan pada 2013 lalu.

Mursi digulingkan oleh pengumuman Menhan yang menjabat saat itu, Abdul Fattah Al-Sisi, di mana ia kemudian terpilih sebagai presiden Mesir setahun kemudian.(L/R04/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0