PENGAMAT: GENANGAN AIR TEROWONGAN GAZA BERDAMPAK NEGATIF BAGI LINGKUNGAN

air laut mesir gaza twitter
dari Mesir dialirkan ke . (Twitter)

, 15 Dzulhijjah 1436/29 September 2015 (MINA) – Seorang pengamat lingkungan Mesir Ir. Hamad mengingatkan tindakan Mesir membanjiri terowongan Gaza dari perbatasan Rafah akan memiliki dampak negatif yang serius bagi lingkungan lokal.

Menurutnya, dengan memompa air laut ke dalam terowongan dari perbatasan Rafah ke beberapa tempat di Jalur Gaza akan mengancam persediaan air bersih di sepanjang jalur bawah tanah, serta membawa hukuman yang lebih berkelanjutan dan menambahkan bahaya jangka panjang pada warga Gaza.

Seperti disebutkan Middle East Eye, Ahad (27/9), Hamad mengatakan, membanjirnya air laut ke dalam terowongan Jalur Gaza akan meningkatkan salinitas (kadar garam) dua puluh kali lipat pada persediaan air bersih di wilayah terblokade itu.

Baca Juga:  Prancis Kecam Israel Serang Bantuan Yordania untuk Gaza

“Gaza sudah menderita kekurangan air bersih karena penjatahan listrik, sistem pemurnian air yang memasok kantong air bersih telah runtuh, karena blokade atas suku cadang, peralatan dan perlengkapan pemeliharaan. Jika proyek ini berjalan, akan menambahkan bahaya jangka panjang pada warga Gaza,” ujarnya.

Memaksa Mengungsi

Sementara itu, Walikota Rafah Subhi Radwan mengkhawatirkan, dengan adanya keterbatasn air bersih, justru akan memaksa penduduk setempat mengungsi ke luar kampung.

“Air laut masuk ke tanah Gaza, masuk ke dalam persediaan bersih, ini akan merusak struktur tanah dan air murni,” katanya.

Radwan mengatakan, air minum yang sangat diperlukan bagi penduduk, tidak akan tersedia dengan baik, sebab bercampur dengan air garam yang kotor.

“Ini juga akan berdampak pada petani dari kemampuan untuk menanam sayuran dan segala bentuk tanaman segar yang mengandalkan air bersih,” tambah walikota.

Baca Juga:  Ismail Haniya: Tidak Ada Satu pun Rumah Di Gaza Kecuali Ada Syuhadanya

Warga Gaza di dekat perbatasn Rafah, Abu Shaar mengakui ia takut dengan mulai membanjirnya air laut ke wilayah Gaza, tapi dia tidak punya pilihan lain kecuali duduk dan menontonnya.

“Kita tidak bisa tidur di malam hari, bahkan berjalan ke kamar mandi khawatir rumah kami runtuh akibat pergeseran tanah karena dorongan air,” katanya.

Direktur Tanah dan Irigasi di Kementerian Pertanian di Gaza Nizar Al-Wahidi, menyatakan keprihatinan proyek itu akan membanjiri daerah perbatasan dengan air garam dan menghancurkan jiwa dan budaya kehidupan pedesaan di Rafah, yang dianggap sebagai daerah pertanian yang produktif saat ini.

“Proyek ini akan mempengaruhi wilayah pesisir sepanjang 30 km di dalam Jalur Gaza,” katanya.

Baca Juga:  Erdogan Desak Muslim Bersatu Hentikan Genosida Israel di Gaza

Al-Wahidi memperingatkan bahwa melanjutkan proyek akan mengancam sedikitnya 3.000 sumur sumber air alami akibat meningkatnya persentase air asin laut yang masuk dalam sistem bawah tanah alami.

Surat kabar Mesir pro Al-Sissi Al-Bawaba melaporkan, tujuan dari proyek adalah untuk mengontrol daerah dengan menciptakan sebuah kanal air laut, mengubahnya menjadi pembangunan sumber daya dengan membangun peternakan ikan.

Pejabat Hamas Ismail Haniyah telah meminta Mesir untuk berhenti menggali kanal laut.

Dalam Khutbah Idul Adha lalu ia menyatakan, proyek kanal akan membawa kerusakan sejarah dan citra Mesir dan rakyatnya, serta membahayakan lingkungan bersama.

Warga di perbatasan Rafah mengimbau kepada Presiden al-Sisi untuk menghentikan proyek tersebut, karena justru dapat mempengaruhi stabilitas warga Mesir sendiri.

“Bagaimana sebuah negara memperlakukan proyek terhadap tetangga yang lama hidup di bawah blokade?” dia mempertanyakan. (T/P4/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0