Gaza, MINA – Dunia usaha Palestina pada Selasa (5/9) memperingatkan bahwa keputusan Israel untuk menangguhkan ekspor dari Jalur Gaza menempatkan wilayah Palestina itu pada risiko “bencana kemanusiaan”.
Dikutip dari The New Arab, Kamis (7/9), panglima militer Israel pada Senin (4/9) memerintahkan penghentian pengiriman komersial dari Gaza ke Israel, setelah adanya dugaan upaya penyelundupan bahan peledak.
Jalur Gaza berada di bawah blokade Israel yang melumpuhkan sejak kelompok Islam Hamas merebut kekuasaan di wilayah Palestina pada tahun 2007.
Presiden Kamar Dagang Gaza Ayed Abu Ramadan mengatakan, keputusan Israel adalah “eskalasi baru dalam kebijakan blokade ekonomi” di wilayah kantong pantai tersebut.
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina
Sebagai rumah bagi sekitar 2,3 juta warga Palestina, Gaza dilanda kemiskinan dan pengangguran akibat blokade tersebut.
Dia mengecam bahwa “hukuman kolektif” Israel berisiko menyebabkan “bencana kemanusiaan yang nyata”.
Osama Nofal, dari Kementerian Ekonomi Gaza, menyebutkan, nilai ekspor Gaza ke Israel dan Tepi Barat yang diduduki sekitar $134 juta per tahun, dengan sebagian besar berupa buah-buahan serta sayuran, ikan, pakaian dan furnitur.
Juru bicara Federasi Industri Palestina Waddah Bseiso mengatakan, keputusan Israel dapat memaksa “ratusan pabrik tutup” dan ribuan karyawan di-PHK.
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah
Israel mengatakan pada hari Senin, pasukan keamanannya telah “mendeteksi beberapa kilogram bahan peledak berkualitas tinggi yang disembunyikan di dalam pengiriman pakaian yang dibawa oleh tiga truk” di persimpangan Kerem Shalom antara Gaza dan Israel. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan