Garissa, Kenya, 15 Jumadil Akhir 1436/4 April 2015 (MINA) – Kelompok yang menyerang Universitas Garissa di Kenya yang menewaskan 147 orang, dinilai telah lama mengintai kampus itu sebelum melakukan penyerangan Kamis (2/4) sebelum fajar.
Helen Titus, mahasiswi yang mengalami luka akibat penyerangan itu, mengatakan, para penyerang yang berteriak “Allah Maha Besar”, tampaknya telah merencanakan serangan secara matang, bahkan mereka menargetkan sebuah ruang kuliah di mana orang-orang Kristen melakukan kebaktian pagi.
“Mereka telah mengawasi daerah kami. Mereka tahu segalanya,” kata Titus kepada Associated Press di sebuah rumah sakit di Garissa, Jumat (3/4), di mana ia dirawat karena luka tembak di pergelangan tangan. Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
Para pejabat melaporkan 79 orang terluka.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Titus (21), mahasiswi Inggris jurusan sastra, mengatakan, dia selamat dengan berbaring berpura-pura mati, menutupi wajah dan rambutnya dengan darah teman sekelasnya.
Malcolm Webb Al Jazeera melaporkan dari luar kampus, mayat-mayat korban dibawa ke ibukota Nairobi dan keluarga korban telah diberitahu.
Jumat, polisi berada di kampus mengambil sidik jari dari jenazah empat penyerang, para mahasiswa dan petugas keamanan yang meninggal untuk keperluan identifikasi menyeluruh.
Kota Kenya timur laut itu tidak memiliki fasilitas yang mencukupi untuk menyimpan semua jenazah.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Kelompok Al-Shabaab telah mengaku bertanggung jawab atas serangan yang mereka sebut sebagai pembalasan, karena Kenya mengirimkan tentaranya ke Somalia untuk memerangi mereka sejak 2011. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa