Dhaka, MINA – Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina telah mendesak Pemerintah Myanmar untuk mengambil pulang pengungsi Rohingya.
Konflik kekerasan terbaru yang terjadi di Negara Bagian Rakhine, barat Myanmar, telah memaksa lebih 126.000 warga Rohingya menyeberang ke Bangladesh untuk menyelamatkan nyawa mereka dari ancaman pembunuhan oleh militer Myanmar.
“Tidak sopan sebuah negara ketika warganya berlindung di negara lain,” kata Perdana Menteri wanita itu baru-baru ini dalam sebuah pertemuan komite kerja pusat di Gana Bhaban, Dhaka. Demikian Dhaka Tribune memberitakan Jumat (8/9) yang dikutip MINA.
Sheikh Hasina mengatakan, selain Bangladesh, masyarakat internasional juga telah meningkatkan tekanan kepada Myanmar untuk menghentikan mendorong warga negaranya mengungsi ke Bangladesh.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Bangladesh telah menampung sekitar 400.000 pengungsi Rohingya yang telah meninggalkan Myanmar selama bertahun-tahun.
Sementara kekerasan militer Myanmar pada Oktober 2016 membuat sekitar 87.000 orang Rohingya menyelamatkan diri ke Bangladesh, membawa serta kisah-kisah mengerikan tentang pembunuhan, pemerkosaan dan desa-desa yang dibakar.
Pemerintah di Dhaka telah berjanji untuk memblokir pendatang baru di perbatasan. Namun, tetap saja lebih 126.000 pengungsi baru telah masuk secara ilegal ke Bangladesh. Sementara masih ada ribuan pengungsi lainnya yang terjebak di perbatasan.
Rata-rata pengungsi menyusup masuk ke Bangladesh melalui warga lokal yang dibayar mahal atau mereka masuk di saat malam dan cuaca buruk, ketika penjagaan polisi perbatasan relatif renggang. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Mi’raj News Agency (MINA)