Den Haag, 3 Jumadil Awwal 1437/11 Februari 2016 (MINA) – Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan pada jumpa pers di Den Haag, Belanda, Rabu (10/2) waktu setempat bahwa Turki tidak akan pernah menutup pintu bagi pendatang pengungsi asal Suriah, meskipun dengan biaya yang sangat mahal.
Berbicara pada konferensi pers bersama PM Belanda Mark Rutte di Den Haag, Davutoglu mengatakan bahwa Turki selalu terus membuka perbatasan untuk warga Suriah yang melarikan diri dari konflik perang di negaranya.
“Perbatasan kami adalah hati, dan pintu kami selalu terbuka untuk Suriah,” kata Davutoglu, seperti disebutkan Daily Sabah.
Ia menambahkan bahwa Turki tidak pernah meminta siapa pun untuk mengambil 2,6 juta warga Suriah yang kini ditampung di negaranya. Bahkan negaranya akan terus memberikan semua layanan, termasuk untuk sekitar 60.000 pengungsi Suriah di seberang perbatasan.
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan
Davutoglu melanjutkan, negaranya akan memprioritaskan untuk membangun kamp-kamp pengungsi Suriah di wilayah Suriah.
Dia juga mencatat bahwa koridor kemanusiaan antara Turki dan Aleppo telah ditutup oleh rezim ‘barbar’, yang menjadikan banyak warga Suriah di ambang kelaparan.
“Mereka yang tidak memenuhi tanggung jawabnya, tidak layak memiliki hak untuk berbicara,” kata PM Davutoglu, dan mencatat bahwa Turki tidak pernah menegosiasikan berapa biaya yang diperlukan bagi pengungsi Suriah. (T/P4/R05)
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)