Gaza, MINA – Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh Sabtu (17/2), menyerukan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Afrika mendorong penghentian perang di Jalur Gaza dan pemukiman Israel di Tepi Barat.
“Biarkan suara Uni Afrika dan suara Anda bersatu demi kebebasan Palestina dan hak rakyatnya menentukan nasib sendiri dan perwujudan negara Palestina, pengakuannya sebagai negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” kata Shtayyeh dalam pidato pada pertemuan puncak yang diadakan di Ibukota Ethiopia, Addis Ababa.
Ia meminta,Uni Afrika untuk menuntut diakhirinya “agresi terhadap rakyat Palestina, terutama yang terjadi saat ini di Rafah.” “Israel adalah negara apartheid dan negara diskriminasi rasial dalam hukum dan praktiknya,” katanya, Anadolu Agency melaporkan, Ahad (18/2).
“Israel membunuh warga sipil Palestina, setelah 134 hari agresi, dan terus melakukan pembunuhan selama demi menjabat posisi (Benjamin) Netanyahu sebagai perdana menteri, hal ini tidak boleh dibiarkan,” ujarnya.
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
Dia juga menyerukan “memboikot produk pemukiman dan lembaga pemukiman serta pemukim,” memuji negara-negara yang memasukkan beberapa pemukim ke dalam daftar “teroris”.
Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 28.340 orang dan melukai 67.984 lainnya, sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.
Lebih dari 1.200 warga Israel tewas dalam serangan operasi Badai Al-Aqsa pejuang Hamas. Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional.
Keputusan sementara pada Januari memerintahkan Tel Aviv menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza. (T/R4/P1)
Baca Juga: Jihad Islam Kecam Otoritas Palestina yang Menangkap Para Pejuang di Tepi Barat
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Larang Renovasi Masjid Al-Aqsa oleh Wakaf Islam