hijab" rel="attachment wp-att-108232">hijab.jpg" alt="" width="600" height="340" />Wina, 2 Sya’ban 1438/29 April 2017 (MINA) – Presiden Austria menyeru warga wanitanya untuk memakai hijab sebagai bukti melawan anti Islam di negaranya yang kian meningkat di beberapa belahan negara Eropa lainnya.
Presiden ke-12 Alexander Van der Bellen, mantan pemimpin Partai Hijau sayap kiri, beralasan kebebasan berekspresi adalah hak mendasar seorang manusia, termasuk memercayai agama mereka masing-masing, seperti dikutip the Independent.
“Ini adalah hak setiap wanita untuk selalu berpakaian seperti yang dia inginkan, itulah pendapat saya mengenai masalah ini,” katanya saat bertemu dengan para siswa di sebuah sekolah.
Dalam pertemuan tersebut, Alex ditanya oleh seorang murid perempuan yang berpendapat bahwa melarang perempuan berhijab akan mendegradasi penampilan, di mana seharusnya orang melihat prestasi atau perilaku.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
“Dan bukan hanya wanita Muslim, semua wanita bisa mengenakan jilbab, dan jika Islamafobia terus berlanjut, akan datang suatu hari kita harus meminta semua wanita memakai jilbab – semua – sebagai solidaritas kepada mereka yang memakainya karena urusan agama,” jawabnya.
Kejadian itu terjadi pada Maret lalu, namun menjadi perbincangan di berbagai media setelah sebuah televisi Austria memunculkannya kembali ke publik dan diperdebatkan mengingat negara tetangganya Jerman melarang pemakaian cadar.
Kantor kepresidenan menyebut larangan pemakaian hijab di Austria hanya berlaku di berbagai keadaan khusus seperti untuk hakim perempuan yang dituntut tidak menunjukkan identitas kepercayaan tertentu saat bertugas.
Islam menjadi agama ketiga terbesar setelah Kristen Katolik dan Protestan di Austria.(T/RE1/R01)
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu