Presiden Maduro Buang Dolar AS Dalam Transaksi Ekonomi Venezuela

Presiden Venezuela Nicolas Maduro. (Foto: dok. Pars Today)

Caracas, MINA – Presiden Nicolas Maduro mengumumkan pada Selasa (16/5/2023) bahwa negaranya akan bergerak maju di jalur meninggalkan dolar dalam transaksi ekonomi.

Berbicara kepada media lokal, Maduro mengatakan, “Ini adalah jalur Venezuela dan jalur ekonomi bebas, di mana mata uang tidak digunakan untuk menghukum negara dan menjatuhkan sanksi.”

Dikutip dari Al Mayadeen, rekor inflasi di Barat telah mendorong negara-negara di seluruh dunia untuk mencari alternatif selain dan lembaga keuangannya, sebagai indikasi meningkatnya signifikansi di dunia internasional.

Pada awal Mei, Presiden Argentina Alberto Fernandez dan rekannya dari Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, berjanji untuk mengembangkan kerangka kerja untuk menggunakan mata uang mereka sendiri dalam perdagangan bilateral, di tengah tren yang meningkat dari banyak negara yang membuang dolar AS dalam transaksi perdagangan.

Pada bulan April, Menteri Ekonomi Argentina Sergio Massa mengkonfirmasi bahwa Argentina akan mulai membayar impor China dalam yuan daripada dolar AS, dalam upaya melindungi cadangan mata uang asing negara yang semakin berkurang.

Pengumuman itu muncul tak lama setelah Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menyerukan dari China pada negara-negara Global South, agar bekerja menuju mengesampingkan dolas AS dalam perdagangan internasional mereka dan beralih ke mata uang mereka sendiri sebagai gantinya.

Pada akhir Maret, China dan Brasil mencapai kesepakatan untuk membuang dolar AS dalam transaksi bilateral mereka, yang diharapkan dapat mengurangi biaya investasi dan mengembangkan hubungan ekonomi antara kedua negara.

Selama bulan yang sama, yuan menyalip dolar AS dalam transaksi perdagangan lintas batas China, memberikan pukulan besar baru pada dolar AS yang menyaksikan penurunan global dalam posisinya sebagai mata uang cadangan teratas.

Bank sentral Irak mengumumkan pada bulan Februari bahwa hal itu akan memungkinkan perdagangan dengan China diselesaikan langsung dalam yuan untuk pertama kalinya.

Dan pada bulan Januari, Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Naledi Pandor mengatakan, klub BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan berusaha menemukan cara melewati dolar untuk menciptakan sistem pembayaran yang lebih adil yang tidak condong ke negara-negara kaya. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.