Banten, MINA – Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Raya Al Bantani, Serang , Banten Prof. Sholeh Hidayat,M.Pd. mengatakan, persatuan tidak mungkin dibangun atas keseragaman karena Allah menciptakan manusia dalam perbedaan dengan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku.
“Terkadang fitnah dan perpecahan terjadi hanya karena hanya mengejar kepentingan pribadi dan golongan oleh kerena itu persatuan dan kesatuan umat itu tersisihkan,” kata Prof Sholeh Hidayat dalam tausyiahnya di Tabligh Akbar Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Jabodetabek, Banten, NTB 1444 H yang diselenggarakan oleh Aqsa Working Group (AWG) di Masjid Raya Al Bantani, Serang , Banten, Ahad (22/1).
Padahal menurut Rektor Untirta periode 2011-2019 itu, persatuan bagi umat Islam adalah sesuatu yang sangat esensial, harus dirawat, dibangun dan dijaga.
Selain itu, Allah dan Rasul-Nya senantiasa menyerukan kepada kaum muslimin untuk menjaga persatuan dan persatuan dengan berpegang teguh sekuat tenaga agar tidak tergelincir di dalam permusuhan, perpecahan, saling mendengki serta bercerai-berai.
Baca Juga: Bedah Berita MINA, Peralihan Kekuasaan di Suriah, Apa pengaruhnya bagi Palestina?
Oleh karena itu, Prof. Sholeh mengajak masyarakat untuk menghilangkan benih-benih perpecahan, lebih-lebih di kalangan kaum muslimin karena persatuan merupakan tujuan syariat terpenting yang terkandung di dalam agama Islam.
“Persatuan akan mewujudkan kekuatan dan kekuatan itu akan melahirkan kemenangan,” katanya.
Terkait membangun persatuan, kata Prof. Sholeh, ada dua dimensi yaitu akidah dan syariah.
Dimensi akidah, ketika yakin bahwa Allah adalah Tuhan kita, Muhammad adalah nabi dan percaya adanya hari akhir, maka ini menjadi dasar untuk membangun persatuan.
Baca Juga: Jurnalis Antara Sampaikan Prospek Pembebasan Palestina di Tengah Konflik di Suriah
“Jika kita memiliki hal yang sama dari ketiga tadi, maka tidak ada alasan untuk kita tidak bersatu,’ ujarnya.
Kedua dimensi syariah, sama-sama melaksanakan shalat, menunaikannya zakat, haji dan berpuasa maka itu sudah menjadi alasan yang cukup bagi umat Islam untuk bersatu.
“Adapun mengenai bagaimana shalat itu dilakukan, zakat itu ditunaikan, bagaimana manasik haji, tidak dapat dipungkiri terdapat perbedaan, tentu itu bukanlah menjadi alasan kita bercerai berai, berkonflik, bertentangan ,” kata Prof. Sholeh.
Selain, Prof. Sholeh Hidayat, Tabligh Akbar kali ini juga menghadirkan pembicara antara lain; Imaam Yakhsyallah Mansur, KH Abul Hidayat Saerodjie (Pembina Ponpes Al-Fatah), Ust Muhlisin (Pengasuh Ma’had Tahfidz Al-Fatah Karawang, Jabar). (L/RE1/RS2)
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
Mi’raj News Agency (MINA)