Kairo, 3 Rajab 1436/23 April 2015 (MINA) – Ulama terkemuka Mesir, Syekh Dr Yusuf Qardhawi, menyatakan, vonis hukuman 20 penjara terhadap Presiden Mesir yang dipilih secara demokratis, Muhammad Mursi, sebagai “ketidakadilan“, Alamatonline.net melaporkan.
Qardhawi mengemukakan hal ini menanggapi vonis pengadilan pada Mursi karena dinyatakan terlibat dalam pembunuhan dua warga Mesir dalam kasus apa yang dikenal sebagai insiden al-Ittihadiyah. di lingkungan istana presiden.
“Padahal dalam kenyataannya, delapan dari pendukung Mursi sendiri tewas pada peristiwa itu, dan pengawal Mursi tidak mengeluarkan senjata mereka, ketika demonstran menyerang istana presiden,” demikian Qardhawi sebagaimana dilaporkan Middle East Monitor (MEMO) dan diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.
Ia mengatakan, para hakim yang menghukum Mursi, tidak memiliki kesadaran hukum maupun hati nurani.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
“Jumlah keputusan yang tidak adil oleh pengadilan Mesir semakin meningkat. Pedang pengadilan masih menggantung di atas warga yang semestinya dilindungi negara,” katanya dalam pernyataannya.
Ia menegaskan, orang yang bertanggungjawab atas pembunuhan ribuan warga Mesir di Rabi Al–Adawiyah dan Al–Nahda Squares, adalah Abdel Fattah Al–Sisi (panglima militer pemimpin kudetga pada Mursi, yang kini jadi Presiden Mesir) , yang masih bebas untuk membunuh dan belum dibawa ke pengadilan.
Ulama terkemuka Mesir itu juga memaparkan, Mursi adalah orang yang sederhana, misalnya menolak pindah dari apartemen sewaannya ke istana presiden ketika ia terpilih sebagai presiden dan tidak menerima gaji, dia selalu berada di belakang rakyatnya.
Qardhawi juga membandingkan nasib Mursi dengan nasib mantan Presiden Husni Mubarak, anak-anaknya, para menteri dan semua pembantunya, yang kini telah dibebaskan meskipun kejahatan mereka terkenal keras dan korupsi.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
“Hari demi hari,” kata Sheikh Al–Qardhawi, “peradilan Mesir membuktikan sebagai lembaga politisasi. Dengan keputusan yang tidak berkeadilan,peradilan <esir telah kehilangan semua kepercayaan dari rakyat.“
“Meskipun pengadilan Mesir hanyalah salah satu dari tiga pilar besar negara, tapi dalam kenyataannya seluruh negeri dijalankan oleh militer Mesir,” tambahnya. (T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah