Rahasia Shalat Dhuha

Oleh Bahron Ansori, Wartawan MINA

SERINGKALI saya mendengar orang berkata, “Jika mau rezekinya dijamin oleh Allah, maka jangan pernah tinggalkan .” Bagi saya, yang masih banyak dosa dan maksiat, merasa terpanggil. Benarkah shalat Dhuha jika dikerjakan terus menerus rezekinya akan dijamin oleh Allah?

Karena penasaran, saya pun berusaha mencari beberapa sumber untuk menguak ada hikmah besar apa sebenarnya dibalik shalat Dhuha itu. Sebagai seorang muslim yang insya Allah mukmin (beriman), maka siapakah yang tidak ingin mendapatkan jaminan rezeki dari Allah, Tuhan Yang Maha Pencipta?

Benarlah kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa dalam Islam, segala kebaikan akan mendapatkan balasan setimpal; balasan dunia, juga balasan akhirat. Dari Ibnu ‘Abbâs radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya. Siapa berniat melakukan kebaikan tapi dia tidak (jadi) melakukannya, Allah tetap menuliskanya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang banyak. Siapa berniat berbuat buruk tapi dia tidak jadi melakukannya, maka Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan Siapa berniat berbuat kesalahan kemudian mengerjakannya, maka Allah menuliskannya sebagai satu kesalahan.” [HR. al-Bukhâri dan Muslim].

Shalat Dhuha adalah salah satu ibadah yang sangat baik dalam Islam jika bisa dilakukan seorang muslim dengan kesungguhan, khusyuk dan istiqamah. Allah, akan membalas setiap ibadah yang dilakukan hamba-Nya, temasuk ibadah shalat Dhuha.

Seorang ulama bernama Sayid Muhammad bin Alwi al-Maliki dalam bukunya Khasais al-Ummah al-Muhamadiyah, menulis tentang banyak keutamaan shalat Dhuha yang dijanjikan Allah Ta’ala kepada setiap hamba-Nya yang mengerjakannya. Keutamaan-keutamaan shalat Dhuha itu antara lain sebagai berikut.

Pertama, siapa yang menunaikan shalat Dhuha ia tergolong sebagai orang yang bertaubat kepada Allah. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

لاَ يُحَافِظُ عَلَى صَلاَةِ الضُّحَى إِلاَّ أَوَّابٌ قَالَ وَهِيَ صَلاَةُ الأَوَّابِيْنَ. (أخرجه الحاكم).

“Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat.” (HR. Hakim).

Masya Allah, orang yang senantiasa mengerjakan shalat Dhuha, maka dia dianggap dalam golongan orang-orang yang telah bertaubat atas segala dosa dan kesalahannya. Ini artinya, ia Allah akan menjamin rezekinya di dunia termasuk rezeki akhirat (Surga).

Kedua, orang yang shalat Dhuha akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah. “Siapa yang selalu mengerjakan shalat Dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Turmudzi). Ya Allah, muslim manakah di dunia ini yang tak ingin segala dosa dan kesalahannya diampuni oleh-Mu.

Ketiga, orang yang menunaikan shalat Dhuha akan dicatat sebagai ahli ibadah dan taat kepada Allah. “Siapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. At-Thabrani).

Keempat, orang yang mengerjakan shalat Dhuha ia telah mengeluarkan sedekah. “Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR Muslim).

Kelima, orang yang istiqamah melaksanakan shalat Dhuha kelak ia akan masuk surga lewat pintu khusus, pintu Dhuha yang disediakan oleh Allah. “Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama pintu Dhuha. Apabila Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, ‘Di manakah orang-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan shalat Dhuha? Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala.” (HR. At-Thabrani).

Keenam, Allah menyukupkan rezekinya. “Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari empat rakaat dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan menyukupimu di akhir harimu.” (HR. Abu Darda`).

Ketujuh, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjaga orang yang shalat Dhuha empat rakaat pada hari tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam hadis,

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ أَوْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ ابْنَ آدَمَ ارْكَعْ لِي مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ أَكْفِكَ آخِرَهُ أخرجه الترمذي. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ

Dari Abu Dardaa’ atau Abu Dzar, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , dari Allah Subhanahu wa Ta’alabahwa Allah berfirman, “Wahai Bani Adam, shalatlah untuk-Ku pada awal siang hari empat rakaat, niscaya Aku menjagamu sisa hari tersebut.” (HR at-Tirmidzi, kitab Shalât, Bab: Mâ Jâ`a fi Shalât ad-Dhuha, no. 475. Abu ‘Isa berkata: “Hadits hasan gharib”. Hadits ini dishahîhkan Ahmad Syakir dalam tahqiq beliau atas kitab at-Tirmidzi. Juga dishahihkan Syaikh al-Albâni dalam Shahîh Sunan at-Tirmidzi, 1/147).

Mari hiasi hari-hari yang tersisa ini dengan amal ibadah yang salah satunya adalah shalat Dhuha. Sebab dengan shalat Dhua dua rakaat saja, itu artinya seorang mukmin sudah bersedekah kepada 360 persendian. Tentang hal sedekah terkait keutamaan lain dari shalat Dhuha ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sudah bersabda,

فِي الْإِنْسَانِ ثَلَاثُ مِائَةٍ وَسِتُّونَ مَفْصِلًا فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهُ بِصَدَقَةٍ قَالُوا وَمَنْ يُطِيقُ ذَلِكَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ قَالَ النُّخَاعَةُ فِي الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا وَالشَّيْءُ تُنَحِّيهِ عَنْ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُكَ

“Dalam diri manusia ada 360 persendian, lalu diwajibkan sedekah dari setiap sendinya.” Mereka bertanya, “Siapa yang mampu demikian, wahai Nabi Allah?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, “Memendam riak yang ada di masjid dan menghilangkan sesuatu (gangguan) dari jalanan. Apabila tidak mendapatkannya, maka dua rakaat shalat Dhuha mencukupkanmu.” (HR Abu Dawud no. 5242 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albâni dalam kitab Irwâa`ul-Ghaliil, 2/213 dan at-Ta’liq ar-Raghib, 1/235).

Itulah beberapa dahsyat shalat Dhuha yang bisa dipetik oleh siapa saja dari umat Islam yang tulus melakukannya. Merenungi setiap manfaat dari sebagian shalat Dhuha yang tertulis di atas, sejatinya menjadikan kita (orang musilm yang mukmin) senantiasa termotivasi untuk mengerjakannya entah itu dua rakaat, empat rakaat delapan rakaat atau bahkan dua belas rakaat, wallahua’lam. (A/RS3/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.