Ratusan Seniman Inggris Desak Israel Akhiri Blokade Gaza

London, MINA – Lebih dari 250 seniman dan penulis di Inggris mendesak Israel untuk mengakhiri blokade Jalur Gaza, dengan mengatakan pandemi vitrus corona dapat memiliki efek yang menghancurkan di “penjara terbuka terbesar di dunia” itu. 

“Jauh sebelum wabah global Covid-19 mengancam, PBB telah memperkirakan jalur pantai yang diblokade tidak akan hidup pada tahun 2020,” bunyi pernyataan surat online. Al Jazeera melaporkan, Sabtu (16/5).

Pernyataan menambahkan, dengan wabah virus ini, hampir dua juta penduduk Gaza, yang sebagian besar adalah pengungsi, menghadapi ancaman mematikan.

“Jauh sebelum krisis yang sedang berlangsung, rumah sakit-rumah sakit Gaza telah meregang ke titik puncaknya karena kurangnya sumber daya penting. Sistem layanan kesehatannya juga tidak dapat mengatasi ribuan luka tembak, yang menyebabkan banyak amputasi,” kata para seniman.

Pernyataan menambahkan, “Kami mendukung seruan Amnesty International pada semua pemerintah dunia untuk memberlakukan embargo militer terhadap Israel sampai negara itu sepenuhnya memenuhi kewajibannya berdasarkan hukum internasional.”

Ikut dalam tanda tangan yang diekspos secara online, rocker terkenal Peter Gabriel, sutradara Ken Loach dan aktor Viggo Mortensen. Penandatangan lain termasuk penyair Taha Adnan, penulis Kanada Naomi Klein, dan kelompok seniman Massive Attack.

Jalur Gaza berada di bawah blokade Israel sejak 2007, ketika gerakan Hamas mulai mengendalikan kantong itu setelah memenangkan pemilihan umum.

Israel dan Hamas telah bertempur dalam tiga perang sejak itu. Kemudian mencapai gencatan senjata pada akhir 2018 yang diperbarui lagi setelah serangan beruntun tahun lalu. (T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.