Relawan Food Flotilla for Myanmar: Rohingya Penduduk Asli Arakan

dalam acara Talk Show tentang Rohingya di Radar TV. (Photo: Ismi/MINA)

Bandar Lampung, MINA – yang juga wartawan Kantor Berita Islam Mi’raj News Agency (MINA), Nurhadis ungkap fakta Rohingya adalah penduduk asli Arakan.

Menurutnya, klaim pemerintah Myanmar yang menyatakan Rohingya bukan penduduk asli Myanmar menyalahi fakta sejarah.

“Menurut fakta sejarah, etnis Rohingya sudah ada sejak abad ke-8,” ujarnya saat ditemui Mi’raj News Agency (MINA) usai Talk Show dalam acara Muslim Rohingya di sebuah stasiun Radar TV di Bandar Lampung, Kamis, (7/9).

Bahkan menurutnya, dalam penemuan sejarah, bahasa yang digunakan etnis Rohingya sama dengan bahasa yang digunakan di Arakan pada abad ke-3 sampai abad ke-8.

Ia menjelaskan, fakta berikutnya yakni pusat kerajaan Islam yang sudah ada sejak abad ke-8 di sana.

“Kalau Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-14, maka di Arakan Islam sudah ada pada abad ke 8. Di Mrauk U sebagai pusat kerajaan,” katanya.

Mrauk U merupakan tempat didirikannya Rumah Sakit Indonesia di Myanmar atas inisiasi Mer-C, PMI dan Walubi perwakilan Budha Indonesia. Yang pada Rabu, (6/9) diadakan MoU dengan kontraktor lokal pelaksana pembanbunan dan dalam pekan ini akan dimulai proses pembangunannya.

Hadis menambahkan, pemerintah Myanmar seharusnya tidak menafikan fakta sejarah yang ada.

Karena menurutnya, yang diinginkan etnis Rohingya hanya mendapat hak-hak mereka sebagai warga negara Myanmar layaknya masyarakat Myanmar yang lain.

Adapun penyerangan 30 pos polisi pada 25 Agustus lalu merupakan respon kedzaliman pemerintah Myanmar terhadap mereka selama ini.

“Kejadian penyerangan pos polisi di Myanmar beberapa waktu lalu itu dampak dari ketidakadilan pemerintah Myanmar terhadap etnis Rohingya,” katanya.

Jangan sampai, tambahnya, Islam dicitrakan sebagai teroris sementara yang menindasnya dikatakan sebagai yang terzalimi, ini logika terbalik yang selama ini dipakai untuk memojokkan umat Islam.

Nurhadis, merupakan relawan FFfM yang pada Februari 2017 lalu mengantarkan 2.300 ton bantuan makanan, obat-obatan, dan pakaian bersama 185 orang relawan dari 45 LSM dari 11 negara.

Berangkat dari Malaysia menuju Myanmar dan Bangladesh, dalam perjalanan menggunakan kapal Nautical Alya selama 21 hari. (L/ism/B01/RS1).

Miraj News Agency (MINA).

Wartawan: hadist

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.