ROHINGYA HADAPI PEMERASAN MESKI IKUTI ATURAN PEMERINTAH

Rohingya terus hadapi pemerasan (Photo: Burmatime)
terus hadapi pemerasan (Photo: Burmatime)

Mangdaw, 1 Ramadhan 1435/29 Juni 2014 (MINA) – Seorang petugas administrasi dari Maungdaw, U Kyi San memeras uang dari etnis Rohingya yang telah membangun kembali rumahnya walaupun telah mendapat ijin pembangunan dari pemerintah, kata Hamid, pejabat desa setempat.

U Kyi San, seperti diberitakan oleh Democratic Voice of Burma dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) mengatakan, dia menginstruksikan para pejabat pemerintah desa di Maungdaw untuk memberitahukan kepada setiap pemilik rumah yang dibangun kembali atau diperbaiki di desa mereka untuk membyar iuran tambahan.

Meskipun beberapa etnis Rohingya mendapat ijin dari kantor kotamadya Maungdaw, U Kyi San mengancam akan menghancurkan jika pemilik rumah menolak untuk membayar uang yang diminta oleh petugas, menurut Ahmed dari Maungdaw Blok No.5.

“Abu Jamail telah mendapatkan ijin dari kantor kotamadya dan secara hukum sah untuk status pembangunannya, tapi U Kyi San mengirim polisi untuk menghancurkan rumah pada 17 Juni lalu.

Beberapa warga Rohingya terpaksa membayar uang pemerasan untuk menjaga rumah mereka dari kehancuran, memberikan 500.000 kyat masing-masing untuk U Kyi San, kata seorang petugas dari kantor Maungdaw yang menolak disebutkan namanya.

Satu etnis Rohingya dari Desa Myoma Khayoungdan, Abul Kalam, memberi U Kyi San 400.000 kyat hanya untuk membangun balkon untuk rumah, sementara yang lain warga Rohingya dari Desa Kyauk Hlai Khar harus membayar 70.000.000 kyat untuk melindungi 35 toko yang ia memiliki (200.000 kyat per toko) , kata petugas itu.

U Kyi San juga menggagalkan upacara pernikahan dan menyita tempat dilangsungkannya acara, meskipun ayah pengantin wanita, Mr Abul Kalam, telah menerima ijin dari kantor kotamadya Maungdaw untuk mengadakan upacara.

Petugas Desa mengatakan bahwa U Kyi San mengirim pasukan keamanan untuk mencegah penyelenggara pernikahan dari menyiapkan dan menyajikan makanan untuk para tamu, sehingga upacara harus dilanjutkan tanpa tamu atau makanan.

“Sebanyak apapun kami memeberi uang kepada mereka, kami etnis Rohingya akan tetap merasa tidak aman,” kata Abul Kalam, warga Rohingya yang gagal menyelenggarakan pesta pernikaan itu.(T/P08/P04)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0