Rumah Sakit di Gaza Utara Tolak Perintah Israel untuk Lakukan Evakuasi Warga

Pasien luka-luka korban serangan udara Israel memenuhi rumah sakit-rumah sakit di Jalur Gaza, Palestina. (Foto: AA)

Gaza, MINA – Mengutip pasien yang berada dalam kondisi serius dan kebutuhan layanan kesehatan yang terus berlanjut, tim medis di sebuah rumah sakit di Jalur Gaza utara menolak perintah tentara Israel untuk melakukan evakuasi, menurut kepala pengobatan rumah sakit tersebut.

“Saya mendapat telepon dari tentara Israel pada hari Jumat (13/10) yang meminta kami untuk mengevakuasi rumah sakit,” kata Ahmed Muhanna dari Rumah Sakit Al Awda di kota Jabalia kepada Anadolu Agency. “Ini tidak mungkin.”

“Beberapa pasien telah dievakuasi, tetapi beberapa pasien lainnya tidak dapat dipindahkan karena kondisinya yang serius,” tambahnya. Dia mengatakan, rumah sakit tersebut memberikan perawatan medis intensif untuk lima pasien.

Baca Juga:  Serangan Udara Israel Jatuh dekat Guest House MER-C di Gaza

“Staf rumah sakit, termasuk 35 dokter dan tenaga medis, bertekad untuk tetap tinggal dan memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien,” ujarnya.

Laporan sebelumnya mengatakan, tentara memberi waktu dua jam kepada rumah sakit untuk melakukan evakuasi dan kemudian memberinya lebih banyak waktu, tetapi perintah evakuasi tetap berlaku.

Pada hari Jumat, militer Israel memperingatkan 1,1 juta penduduk Gaza utara untuk mengungsi “dalam waktu 24 jam” dan pindah ke selatan.

PBB memperingatkan bahwa mustahil bagi warga Palestina di Gaza mematuhi perintah untuk meninggalkan wilayah utara tanpa “konsekuensi kemanusiaan yang buruk.”

Sepekan yang lalu pasukan Israel melancarkan operasi militer yang berkelanjutan dan kuat terhadap Jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan militer kelompok pejuang Palestina yang dipimpin Hamas di wilayah Israel.

Baca Juga:  Empat Warga Palestina Syahid Akibat Serangan Udara Israel

Konflik dimulai Sabtu (7/10) lalu ketika Hamas memulai Operasi Badai Al-Aqsa – sebuah serangan mendadak yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut dan udara.

Hamas mengatakan operasi tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan meningkatnya kekerasan pemukim Yahudi Israel terhadap warga Palestina.

Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza.

Respons tersebut telah meluas hingga memotong pasokan air dan listrik ke Gaza, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang dilanda blokade melumpuhkan sejak tahun 2007. (T/RI-1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Widi Kusnadi