Rusia Prihatin dengan Operasi Militer Turki di Suriah

Moskow, 22 Dzulqa’da 1437/25 Agustus 2016 (MINA) – Menyikapi operasi militer di wilayah pada Rabu (24/8), Kementerian Luar Negeri menyatakan keprihatinan yang mendalam.

Turki telah melancarkan operasi Euphrates Shield dengan mengerahkan operasi kendaraan lapis baja yang mendukung 5.000 pejuang oposisi moderat Tentara Suriah Merdeka (FSA) yang menentang pemerintah Suriah.

Operasi yang juga didukung oleh serangan udara jet tempur Turki dan Amerika Serikat, berhasil merebut kota Jarablus dari kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) dalam hitungan jam.

Jarablus adalah kota kunci dekat dengan perbatasan Turki yang sebelumnya dikuasai ISIS selama dua tahun.

Pemerintah Rusia telah menyatakan ketidakpuasannya atas operasi yang oleh pemerintah Bashar Al-Assad dianggap telah melanggar kedaulatan Suriah itu, demikian Asia News memberitakan yang dikutip MINA.

Menurut sumber militer harian Rusia Kommersant, dinas rahasia Moskow telah memiliki informasi tentang niat Turki untuk campur tangan di Suriah yang sudah memasuki tahun keenam masa perang saudara.

“Mereka bisa merebut kota ini (Jarablus) dengan kekuatan kurang (lebih kecil). Berarti mereka tidak punya niat untuk berhenti di distrik itu saja, kemungkinan besar, mereka akan pergi lebih jauh,” kata harian itu mengutip sumber militernya.

Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, operasi Turki yang dinilai tidak hanya sebatas kota Jarablus, kemungkinan akan meningkatkan korban sipil, karena akan ada eskalasi konflik antar-etnis, antara Kurdi dan Arab.

Seorang sumber diplomatik Rusia juga mendesak pemerintah Ankara untuk mengkoordinasikan tindakan militernya dengan pemerintah Damaskus, sehingga “benar-benar efektif”. (T/P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.