Halmahera Utara, MINA – Sebanyak 80 warga masih bertahan di lokasi pengungsian yang berada di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Higenis, Desa Wosia, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, sejak Rabu (18/1) malam hingga Kamis (19/1).
Para warga tersebut masih mengungsi karena rumah mereka rusak terdampak banjir rob.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Halmahera Utara, Abman menuturkan, warga diungsikan hingga beberapa waktu ke depan, mengingat gelombang air laut masih tinggi dan berpotensi terjadi rob susulan. BPBD akan terus memonitor kondisi cuaca dan perairan sesuai rekomendasi BMKG.
“Kami minta warga untuk tetap mengungsi sementara sampai beberapa waktu ke depan. Di samping memang karena rumah mereka rusak karena rob, kita juga tunggu informasi dari BMKG,” jelas Abman.
Baca Juga: BRIN Kukuhkan Empat Profesor Riset Baru
Abman menuturkan, pengungsian warga tersebut didirikan karena dampak dari banjir rob, bukan karena gempabumi magnitudo (M) 7.1 yang mengguncang pada Rabu (18/1) pukul 13.06 WIB, atau sesaat sebelum terjadi banjir rob. Abman memastikan, banjir rob terjadi karena faktor cuaca, bukan dipicu gempabumi.
“Itu dua hal yang berbeda. Jadi rob ini memang terjadi bersamaan, sesaat setelah gempabumi. Namun bukan karena gempa, melainkan faktor cuaca. BMKG sebelumnya sudah memberikan informasi tentang adanya potensi banjir rob,” tegas Abman.
BPBD Halmahera Utara telah memberikan bantuan kebutuhan dasar, baik makanan, logistik lainnya dan peralatan yang dibutuhkan selama di pengungsian.
BPBD Kabupaten Halmahera Utara juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk membuat tanggul penahan ombak dari kantong berisi pasir dan melakukan pembersihan puing bangunan yang rusak akibat terdampak banjir rob. (R/R2/P1)
Baca Juga: Jateng Raih Dua Penghargaan Nasional, Bukti Komitmen di Bidang Kesehatan dan Keamanan Pangan
Mi’raj News Agency (MINA)