Serangan Udara Rusia ke Suriah Tewaskan Lebih Dari 1000 Warga Sipil

rusia-telah-lancarkan-ribuan-serangan-udara-di-suriahDamaskus, 11 Rabi’ul Akhir 1437/21 Januari 2016 (MINA) – Lembaga pemantau konflik mengatakan, serangan udara ke Suriah yang dimulai pada bulan September 2015, telah menewaskan sedikitnya 1.000 warga sipil, termasuk lebih dari 300 anak-anak.

Juru Bicara Pusat Dokumentasi Pelanggaran di Suriah VDC, Bassam Al-Ahmad mengatakan, “Kami telah membuat daftar nama-nama korban sejak bulan september 2015 lalu, setidaknya 1.505 orang telah tewas, 346 dari mereka adalah anak-anak, dan hanya 47 orang dari militan,” katanya, dikutip dari Aljazeera.

VDC adalah organisasi swasta non-pemerintah yang telah memantau konflik di Suriah sejak April 2011 .

Pengamat Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di Inggris menyebutkan korban tewas mencapai 1.015 orang , 238 dari mereka adalah anak-anak, dan 1.141 pejuang tewas, termasuk dari kelompok ISIS.

Relawan Pertahanan Sipil dari Suriah, Khalid mengatakan, warga sipil adalah target utama serangan udara yang yang di lakukan Rusia sejak 30 September tahun lalu.

“Sejak kami Mendengar berita dari Radio Rusia Kami langsung tahu bahwa Rusia akan melakukan berbagai jenis serangan yang mengarah pada warga sipil Suriah. Talbieseh adalah salah satu kawasan yang dihancurkan termasuk 60 rumah warga sipil di dalamnya,” kata Khaled.

Sedangkan Rusia sendiri mengatakan, pihaknya melakukan serangan di Suriah atas dasar permintaan Presiden Suriah Bashar Al-assad dan keputusan parlemen mereka untuk melawan ISIS dan kelompok Al-Nusra, dengan menggunakan 69 pesawat tempur dan helikopter, dikutip dari kantor berita resmi Rusia, TASS.

Kementerian pertahanan Rusia mengklaim pihaknya tidak hanya melakukan oprasi serangan udara, melainkan juga menggunakan pesawatnya untuk mengirim bantuan kemanusiaan bagi warga Suriah di daerah terkepung.

“Sejak 15 Januari pesawat angkut dari Angkatan Udara Suriah telah menjatuhkan 50 ton kargo produk makanan menggunakan parasut platform P-7 Rusia,” kata kementerian itu dalam sebuah siaran pers.

Dalam sebuah wawancara dengan koran Jerman, Bild, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, tujuan negaranya dalam adalah mencegah keikutsertaan pihak lain seperti Irak atau Libya.

“Kami akan melakukan apa saja demi mendukung penguasa yang sah di Suriah, tapi bukan berarti segala sesuatunya akan kami dukung. Setelah negara itu stabil, reformasi konstitusi harus dilakukan agar orang-orang Suriah sendiri yang dapat memutuskan siapa yang akan memerintah negaranya di masa depan”, ujar Putin.

Menurut PBB Konflik Suriah sampai saat ini telah menewaskan sedikitnya 250.000 orang, dan lebih dari setengah populasi negeri itu (sekitar 12,2 juta) terlantar atau telah melarikan diri ke luar negeri. (T/Rzk/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Admin

Editor: Ali Farkhan Tsani

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.