Beograd, MINA – Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengumumkan, ia telah mendapatkan kesepakatan pasokan gas alam selama tiga tahun dengan Rusia.
Kesepakatan tersebut terjadi di tengah upaya Uni Eropa untuk menghentikan pasokan energi dari Rusia.
“Apa yang dapat saya katakan kepada Anda adalah bahwa kami telah menyepakati elemen utama yang sangat menguntungkan Serbia,” kata Presiden Serbia setelah mencapai kesepakatan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam percakapan telepon, Al Jazeera melaporkan, Senin (30/5).
“Kami setuju untuk menandatangani kontrak tiga tahun, yang merupakan elemen pertama dari kontrak yang sangat cocok dengan pihak Serbia,” tambahnya.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Vucic mengklaim dia ingin membawa Serbia ke Uni Eropa tetapi telah menghabiskan beberapa tahun terakhir untuk memperkuat hubungan dengan Rusia, sekutu lama.
Dia juga menolak untuk secara eksplisit mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan menyatakan negaranya belum bergabung dengan sanksi Barat terhadap Moskow.
Kesepakatan Rusia dengan Serbia terjadi setelah Moskow memotong ekspor gas ke anggota UE Finlandia, Polandia dan Bulgaria.
Kesepakatan gas kemungkinan akan ditandatangani selama kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov ke Beograd awal Juni ini, sebuah kunjungan langka oleh pejabat tinggi Rusia ke negara Eropa sejak invasi Ukraina Februari lalu.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Terlepas dari laporan tentang kekejaman di Ukraina karena invasi, Vucic dan para pemimpin Serbia lainnya telah mengeluhkan tekanan Barat untuk bergabung dengan sanksi terhadap Rusia.
Para pejabat Serbia mengatakan negara Balkan harus melawan tekanan seperti itu, bahkan jika itu berarti mengabaikan tujuan bergabung dengan UE.
Sepuluh tahun pemerintahan otokratis Vucic dan propaganda pro-Kremlin tanpa henti, Serbia secara bertahap meluncur ke arah penyelarasan dengan Rusia.
Jajak pendapat menunjukkan mayoritas di negara itu lebih suka bergabung dalam bentuk semacam serikat dengan Moskow daripada UE.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
“Kesepakatan yang dicapai oleh Presiden Vucic dengan Presiden Putin adalah bukti betapa dihormatinya keputusan Serbia untuk tidak ik utdalam histeria anti-Rusia,” kata Menteri Dalam Negeri Serbia Aleksandar Vulin.
“Pemimpin bebas, rakyat bebas, membuat keputusan yang baik untuk Serbia dan tidak menerima perintah dari Barat,” kata Vulin, yang dikenal dengan sikapnya yang pro-Rusia.
Uni Eropa secara keseluruhan telah dengan tergesa-gesa mengurangi ketergantungannya pada energi Rusia sejak invasi.
Tidak jelas bagaimana Serbia akan menerima gas Rusia jika UE memutuskan untuk mematikan pasokan Rusia yang melewati negara-negara anggotanya.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Serbia hampir seluruhnya bergantung pada gas Rusia dan perusahaan energi utamanya berada di bawah kepemilikan mayoritas Rusia.
Pada 2008, Serbia menyerahkan sektor gas dan minyaknya ke tangan perusahaan-perusahaan Rusia. Gazprom Neft dan Gazprom bersama-sama memegang saham mayoritas di satu-satunya perusahaan minyak negara itu sementara Gazprom adalah pemegang saham mayoritas di fasilitas penyimpanan gas satu-satunya negara itu. (T/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)