Bandung, 19 Jumadil Awwal 1437/27 Februari 2016 (MINA) – Ketua Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (BKK PII), Ir. Nanang Untung menjelaskan mengenai isu sertifikasi insinyur (engineer) yang mampu mendukung keahlian dan tingkat kompetensi insinyur Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Hal itu di sampaikan Nanang Untung saat Grand Seminar berskala nasional bertema “Developing the Potential of Indonesia’s Nature and Human Resources to Overcome Energy Challenges in ASEAN Economic Community” di Graha Pos Indonesia Jalan Banda No. 30 Bandung, beberapa waktu lalu. Demikian laman resmi ITB yang dikutip oleh Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Jumlah insinyur di Indonesia masih sangat kecil dibandingkan negara lainnya sehingga perlu dicari jalan keluarnya, guna mengeluarkan Indonesia dari middle income trap, karena insinyur memiliki peranan yang penting dalam pembangunan suatu negara,” kata Nanang.
MEA telah dimulai pada akhir tahun lalu. MEA dapat menjadi peluang atau ancaman bagi Indonesia yang merupakan negara terbesar di ASEAN.
Baca Juga: Bedah Berita MINA, Peralihan Kekuasaan di Suriah, Apa pengaruhnya bagi Palestina?
Menurut Nanang, Indonesia harus menjadi pemain aktif dalam pasar ASEAN sehingga potensinya yang besar, baik sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA), harus dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai peluang-peluang di MEA ini, salah satunya dalam sektor energi.
Sektor energi memegang peranan penting dalam kehidupan era modern ini, guna mengeskalasi kesadaran dan pengetahuan mengenai MEA dan kesiapan Indonesia saat ini.
Anggoro Budi Nugroho menambahkan, untuk mengembangkan sektor ekonomi Indonesia diperlukan pembangunan infrastruktur yang mumpuni seperti kilang-kilang refinery yang baru dalam industri keenergian. (T/ima/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jurnalis Antara Sampaikan Prospek Pembebasan Palestina di Tengah Konflik di Suriah