Al Quds, MINA – Sheikh Ekrima Sabri, Ketua Dewan Tinggi Islam di Yerusalem memperingatkan rencana Israel memberlakukan pembatasan masuknya warga Palestina ke Masjid Aqsa selama bulan suci Ramadhan akan menimbulkan kerusuhan.
Dalam pernyataannya hari Senin (19/2), Syekh Sabri menegaskan rencana rezim pendudukan Israel untuk mengosongkan Masjid Aqsa dari jamaah Muslim akan menyebabkan situasi di Tepi Barat meledak. Palinfo melaporkan.
Sementara itu, Hamas mengecam adopsi pemerintah pendudukan Israel terhadap proposal yang diajukan oleh Menteri Keamanan Sayap Kanan Itamar Ben Gvir yang menyerukan pembatasan masuknya warga Palestina ke Masjid Aqsa selama bulan suci Ramadhan. Menggambarkan langkah tersebut sebagai tindakan yang tidak pantas “kegigihan dalam praktik kriminal dan perang agama di tempat-tempat suci Palestina.”
Dalam pernyataannya, Hamas menyebut keputusan Israel ini merupakan pelanggaran terhadap kebebasan jamaah Muslim beribadah di Masjid Aqsa.
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
Gerakan tersebut mendesak warga di wilayah Palestina tahun 1948, Yerusalem dan Tepi Barat untuk menentang keputusan Israel ini dan datang secara massal ke Masjid Aqsa.
Pemerintah Israel hari Ahad (18/2) menyetujui proposal yang membatasi masuknya warga Palestina yang tinggal di Israel dan Yerusalem ke Masjid Aqsa selama bulan suci Ramadhan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan persetujuannya terhadap rekomendasi Ben Gvir meskipun ada peringatan keamanan pembatasan akses warga Palestina ke Masjid Aqsa selama Ramadhan dapat menambah pemicu kerusuhan. (T/R7/P2)
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)