Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sri Mulyani: Indonesia Berpotensi Jadi Pemain Utama Industri Baterai Mobil

Hasanatun Aliyah - Rabu, 17 Maret 2021 - 08:41 WIB

Rabu, 17 Maret 2021 - 08:41 WIB

7 Views

Jakarta, MINA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan, Indonesia memiliki potensi besar sebagai pemain utama di dunia dalam industri battery electric vehicle (BEV).

Saat ini, Indonesia memiliki cadangan sumber daya nikel terbesar di dunia sebagai bahan baku industri baterai dan pengembangan mobil listrik.

“Indonesia dianggap sebagai pusatnya (nikel). Bahkan di beberapa artikel internasional, ini menggambarkan suatu sisi ketergantungan terhadap nikel yang meningkat. Indonesia sebagai negara yang menghasilkan nikel dengan reserve dan produksi terbesar jelas merupakan negara yang sekarang menjadi pusat perhatian terhadap pembangunan dari battery electric vehicle,” ujar Menkeu, dikutip dari laman Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Rabu (16/3).

Untuk itu, Pemerintah Indonesia berkomitmen memanfaatkan tren teknologi ini yang diprediksi ke depannya akan semakin meningkat.

Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK

“Sekarang ini dengan kesadaran terhadap lingkungan yang makin meningkat, maka mulai dibicarakan mengenai tren kendaraan bermotor yang mengalami transformasi sangat cepat, terutama berubah dari bahan bakar fosil kemudian menjadi bahan bakar yang terbarukan atau disebut sebagai battery electric vehicle yang diperkirakan akan mendominasi keseluruhan kendaraan bermotor di seluruh dunia,” ujarnya.

Pemerintah Indonesia juga berkomitmen secara global di bidang perubahan iklim dengan menurunkan jumlah emisi gas rumah kaca atau CO2.

Untuk itu, Pemerintah berupaya menurunkan emisi yang bersumber dari sektor transportasi dengan mendorong pengembangan sektor industri kendaraan bermotor berbasis listrik.

“Kita akan menurunkan 29 persen dari emisi CO2 kita dengan usaha sendiri atau kita akan menurunkan CO2 sebesar 41 persen pada 2030 apabila ada dukungan dan kolaborasi internasional. Kita akan membangun dan terus meningkatkan daya saing dari industri otomotif yang berbasis baterai,” tandasnya. (R/R5/P2)

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda