Studi: Kegiatan Lintas Agama Tingkatkan Hubungan Yahudi-Muslim AS

Yahudi dan berpartisipasi dalam acara di Masyarakat Islam Mid Manhattan, yang diselenggarakan oleh Komite Solidaritas Muslim-Yahudi NYC, 14 April 2016. (Facebook)

New York, MINA – Jajak pendapat oleh Foundation of Ethnic Understanding menemukan sebagian besar anggota komunitas Muslim dan Yahudi percaya agama mereka memiliki banyak kemiripan ketimbang perbedaan.

Semakin banyak orang Yahudi dan Muslim Amerika Serikat (AS) berinteraksi satu sama lain, semakin besar kemungkinan mereka untuk melihat kedua agama itu lebih mirip daripada berbeda, kata temuan sebuah studi komprehensif tentang hubungan Muslim-Yahudi di AS.

Sebanyak 54% orang Yahudi dan 65% Muslim yang disurvei dalam sebuah jajak pendapat untuk Foundation of Ethnic Understanding menjawab bahwa “ dan Islam lebih mirip satu sama lain daripada sisi perbedaannya.”

Orang Yahudi yang sering berinteraksi dengan Muslim mengatakan Islam lebih inklusif, lebih berkembang, dan lebih modern daripada cara pandang responden yang jarang melakukan kontak dengan umat Islam. Demikian Times of Israel melaporkan yang dikutip MINA, Kamis.

FFEU menjalankan program sinagog dan masjid “bersaudara” dan kegiatan lintas agama lainnya untuk orang Yahudi dan Muslim.

Penelitian PSB atas nama FFEU melakukan survei daring nasional terhadap 1.000 responden – 500 orang yang mengidentifikasi diri mereka Yahudi Amerika dan 500 orang yang mengidentifikasi diri mereka Muslim Amerika – antara 9 Januari dan 24 Januari 2018. Penelitian ini disponsori oleh Ory Capital Partners.

Studi yang dirilis pada Rabu (21/3), menunjukkan kesenjangan antara Yahudi dan Muslim Amerika lebih kecil dari yang diperkirakan sebelumnya, dan semakin saleh seseorang, semakin dekat mereka menyesuaikan diri dengan penganut agama lain.

Satu masalah di mana ada perselisihan dramatis adalah menyangkut Al-Quds sebagai ibu kota Israel. Sebanyak 48% dari semua orang Yahudi yang disurvei dengan keras atau agak mendukung Al-Quds yang ditetapkan sebagai ibu kota Israel. Sementara itu 63% dari umat Islam dengan keras menentangnya.

Baik Muslim dan Yahudi Amerika mengakui ada sentimen anti-Muslim di komunitas Yahudi Amerika. Sebanyak 55% responden Yahudi yang disurvei mengatakan hanya “beberapa” dan 9% mengatakan ada “banyak” sentimen anti-Muslim di kalangan Yahudi, dan 44% Muslim mengatakan ada ‘beberapa’ dan 17% mengatakan ada banyak.

Di sisi lain, 25% orang Yahudi merasa ada “banyak” anti-Semitisme di komunitas Muslim AS dan 56% mengatakan mereka merasa hanya “beberapa.” Di antara Muslim, 9% mengatakan ada “banyak” dan 37% menjawab ada “beberapa” anti-Semitisme di komunitas mereka.

Sekitar 63% orang Yahudi Amerika yang disurvei dan 65% Muslim Amerika setuju bahwa sangat penting bagi kedua kelompok untuk bekerja sama memperkuat hukum untuk mencegah diskriminasi.

Pada topik konflik Israel-Palestina, 44% orang Yahudi dan 48% Muslim mengatakan mereka melihat ada kemungkinan solusi damai dan sepakat mengenai solusi konflik. Hanya 39% orang Yahudi dan 21% Muslim yang memberikan pandangan mustahil.

“Hubungan Muslim-Yahudi dianggap berkonflik tetapi penelitian ini menunjukkan mereka berada dalam kondisi kerjasama,” kata Presiden FFEU, Rabbi Marc Schneier, dalam sebuah pernyataan. “Ini adalah studi definitif pertama dari jenisnya untuk mengukur bahwa dengan kerja sama dan dialog antara kedua kelompok, kita makin kuat bersama.” (T/R11/RS1)

Miraj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.