Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Susunan Kabinet Baru Usai Erdogan Resmi Jadi Presiden Turkiye Kembali

Rana Setiawan - Senin, 5 Juni 2023 - 18:53 WIB

Senin, 5 Juni 2023 - 18:53 WIB

5 Views

Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan. (Foto: dok. AA)

Ankara, MINA – Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan telah menunjuk sejumlah nama untuk menjadi menteri dalam kabinet barunya. Salah satu yang menjadi sorotan adalah Menteri Keuangan Mehmet Simsek, mantan kepala ekonomi dan mantan bankir yang disegani oleh dunia perbankan internasional.

Pada Sabtu, 3 Juni 2023, Erdogan telah dilantik untuk masa jabatan presidennya yang ketiga. Ia mengganti hampir semua anggota kabinet di pemerintahan sebelumnya kecuali menteri kesehatan dan kebudayaan, sebagaimana dilaporkan Al-Jazeera yang dikutip MINA, Senin (5/6).

Simsek sangat dihargai oleh investor ketika dia menjabat sebagai Menteri Keuangan pada masa jabatan 2009 hingga 2015. Ia juga menjadi wakil perdana menteri yang bertanggung jawab atas ekonomi hingga 2018. Simsek mengundurkan diri sebelum serangkaian kehancuran lira di tahun itu.

Penunjukan Simsesk dapat menandai bergantinya kebijakan ekonomi ortodoks selama bertahun-tahun di bawah Erdogan. Salah satu yang menjadi sorotan dalam strategi ekonomi Erdogan adalah mempertahankan suku bunga rendah meskipun inflasi melonjak dan kontrol pasar yang ketat oleh negara.

Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi

Simsek yang pernah menjabat sebagai mantan ekonom Merrill Lynch, diketahui menentang kebijakan Erdogan yang tidak konvensional.

Turkiye bergulat dengan krisis biaya hidup dan inflasi melonjak hingga 85 persen pada Oktober sebelum turun menjadi 44 persen pada Mei. Mata uang Lira anjlok hingga lebih dari 10 persen nilainya terhadap dolar sejak awal tahun akibat krisis Turkiye.

Selain Simsek, nama lain adalah Hakan Fidan, kepala intelijen Erdogan dan mantan tentara. Ia diangkat sebagai menteri luar negeri baru menggantikan Mevlut Cavusoglu, yang telah menjabat sejak 2014.

Salah satu pembantu terdekat Erdogan, Fidan telah memimpin Organisasi Intelijen Nasional (MIT) sejak 2010. Sebelumnya ia adalah penasihat Erdogan di kantor perdana menteri.

Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel

Yasar Guler, kepala staf umum angkatan bersenjata Turkiye, diumumkan sebagai menteri pertahanan, menggantikan Hulusi Akar. Pria berusia 69 tahun itu adalah panglima militer selama serangan militer Turkiye ke Suriah pada 2019 dan 2020, dan mengawasi operasi militer selanjutnya di sana dan di Irak.

Erdogan juga mengumumkan bahwa Cevdet Yilmaz akan menjadi wakil presidennya. Yilmaz sebelumnya menjabat sebagai menteri pembangunan, wakil ketua urusan ekonomi Partai Adalet ve Kalknma (Partai Keadilan dan Pembangunan, Partai AK) Erdogan dan sebagai wakil perdana menteri yang bertanggung jawab atas ekonomi. Yilmaz, 56, telah menjadi ketua Komisi Perencanaan dan Anggaran Parlemen Turkiye sejak November 2020.

Ziya Meral, rekan rekan senior di Jaringan Kepemimpinan Eropa, menggambarkan Fidan, Guler, dan Yilmaz sebagai orang-orang yang dapat diandalkan Erdogan.

“Pesan dari semua ini untuk 10 bulan ke depan, dan jika tidak, untuk beberapa tahun ke depan adalah bahwa Erdogan berfokus pada penguatan melawan oposisi politik, mengatasi beberapa kekhawatiran yang hampir membuat mereka kehilangan pemilihan ini dan mengejar visinya untuk abad baru Turkiye,” ujar Meral.

Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis

Pelantikan Erdogan

Recep Tayyip Erdogan kembali dilantik sebagi presiden Turkiye pada Sabtu, 3 Juni 2023, untuk masa jabatan lima tahun ke depan. “Saya, sebagai presiden, bersumpah atas kehormatan dan integritas saya di hadapan bangsa dan sejarah Turkiye yang agung untuk menjaga keberadaan dan kemerdekaan negara; untuk mematuhi konstitusi, supremasi hukum, demokrasi, prinsip dan reformasi Ataturk, dan prinsip-prinsip republik sekuler,” kata Erdogan dalam sebuah upacara di parlemen di Ankara, yang disiarkan langsung di televisi.

Erdogan adalah pemimpin terlama di pemerintahan Turkiye – lebih kurang dua dekade. Ia memenangkan 52,2 persen dukungan dalam pemungutan suara putaran kedua 28 Mei lalu.

Kemenangan dalam pemilu membalikkan prediksi sebagian besar jajak pendapat. Krisis Turkiye terkait biaya hidup juga menjadi hambatan pemerintahan Erdogan belakangan ini.

Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel

Program ekonomi Erdogan sejak 2021 menekankan stimulus moneter dan kredit yang ditargetkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, ekspor dan investasi – menekan bank sentral untuk bertindak dan sangat mengikis kemandiriannya.

Upacara pelantikan Erdogan di istana kepresidenan Ankara dihadiri oleh Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan pejabat tinggi serta tamu kehormatan lainnya.(T/R1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Macron akan Umumkan Perdana Menteri Baru Hari Ini

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Internasional
Eropa