Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Swiss Tetap Bekukan Aset Keuangan Sepupu Bashar al-Assad

Syauqi S - Ahad, 29 Oktober 2017 - 09:36 WIB

Ahad, 29 Oktober 2017 - 09:36 WIB

255 Views ㅤ

World Bulletin

World Bulletin

Swiss, MINA – Aset keuangan miliarder Rami Makhlouf, sepupu pemimpin rezim Suriah Bashar al-Assad, akan tetap dibekukan di rekening Swiss-nya setelah pengadilan menolak upaya banding Makhlouf, Jumat (27/10).

Pengadilan tertinggi negara itu, Pengadilan Federal Swiss, memperkuat putusan pengadilan administratif pada tahun 2015 yang menolak banding Makhlouf untuk membuka blokir rekening Swiss-nya.

“Aset-aset ini diserahkan untuk membiayai rezim Suriah,” ujar pengadilan Swiss dalam sebuah pernyataan.

“Kemungkinan terbesar Makhlouf dekat dengan pemerintah Suriah dan ada risiko dukungan finansial kepada pemerintah Suriah,” ujar pengadilan.

Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel

Menurut kantor berita Swissinfo, Assad mengandalkan para pengusaha yang dekat dengannya, terutama Makhlouf, untuk menopang atau membuat ekonomi Suriah tetap berjalan.

Makhlouf dikenai sanksi internasional namun menggunakan perantara untuk berbisnis.

Swissinfo menambahkan Makhlouf dilaporkan menguasai 40% provider seluler terbesar Suriah, Syriatel.

Makhlouf telah masuk daftar sanksi Dewan Federal Swiss untuk Suriah sejak Mei 2011.

Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis

Pada 2013, pengadilan Swiss menolak permohonan visa masuk untuk saudaranya, Hafez Makhlouf, yang menjabat kepala dinas rahasia Suriah.

Pengadilan juga mengkonfirmasi pembekuan aset di Swiss milik Makhlouf dan ayahnya, Mohamad Makhlouf. (T/R11/P1)

 

Miraj News Agency (MINA)

Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel

 

 

Baca Juga: Macron akan Umumkan Perdana Menteri Baru Hari Ini

Rekomendasi untuk Anda

MINA Sport
Palestina
Internasional
Dunia Islam
Palestina