Tanda Haji Mabrur, Semakin Gemar Bersedekah

Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)

Di dalam hadits dari Jabir bin Abdullah, ia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Apakah Mabrur itu?”. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun menjawab, yaitu:

إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَطِيْبُ الْكَلاَمِ

Artinya : ”Suka memberi makanan dan berbicara yang baik”. (H.R. Al-Baihaqi).

artinya haji yang diterima oleh Allah. Sedangkan balasannya tidak lain adalah surga.

Ini seperti disebutkan di dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا ، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

Artinya: “Di antara umrah yang satu dan umrah lainnya akan menghapuskan dosa di antara keduanya dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Sedangkan, tanda-tanda Haji Mabrur dapat dirasakan oleh orang lain setelah kembali ke rumah atau tanah air, setelah pelaksanaan haji di tanah suci sebagaimana digambarkan di dalam hadits di atas.

Baca Juga:  Peran Dakwah dalam Memperbaiki Akhlak Umat

Tanda pertama, suka memberi makanan.

Artinya, sekembali ke rumah, jamaah haji menjadi gemar memberi, penyantun, suka bershadaqah, dan senang membantu orang lain.

Harta yang telah dikeluarkan untuk perjalanan haji, mulai dari untuk ticketing pesawat, konsumsi, akomodasi, dll. Termasuk untuk hewan kurban, membayar dam (denda), dan keperluan-keperluan lain.

Pengeluaran harta itu, kemudian diteruskan ketika kembali ke tanah air dalam bentuk kepedulian sosial terhadap masyarakat yang membutuhkan bantuan. Jamaah haji akan menjadi orang yang gemar membantu sesama, termasuk membantu saudara-saudara yang tertindas di , dan di negeri-negeri minoritas Muslim.

Allah memperingatkan, jangan sampai ada sifat ‘pendusta agama’ yang melekat di dalam diri orang beriman. Apalagi bagi jamaah haji yang telah melaksanakan puncak rukun , ibadah haji ke tanah suci.

Seperti peringatan Allah :

أَرَءَيۡتَ ٱلَّذِى يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ (١) فَذَٲلِكَ ٱلَّذِى يَدُعُّ ٱلۡيَتِيمَ (٢) وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلۡمِسۡكِينِ (٣)

Baca Juga:  Israel Lakukan 685 Pelanggaran di Yerusalem Selama Bulan April

Artinya: “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” (QS Al-Ma’un [107] : 1-3).

Tanda kedua, selalu berbicara yang baik dan sejuk di hati.

Artinya, sekembali ke rumah, jamaah haji selalu berupaya berbicara yang sejuk, benar, baik, santun, dan tidak suka menyakitkan orang lain. Dengan perkataan yang benar dapat memperbaiki amalan, menjadi penghapus dosa-dosa, dan memberi manfaat kepada orang lain.

Semasa ibadah haji atau pun umrah di tanah suci, para jamaah telah dibimbing dengan ayat:

ٱلۡحَجُّ أَشۡهُرٌ۬ مَّعۡلُومَـٰتٌ۬‌ۚ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ ٱلۡحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِى ٱلۡحَجِّ‌ۗ وَمَا تَفۡعَلُواْ مِنۡ خَيۡرٍ۬ يَعۡلَمۡهُ ٱللَّهُ‌ۗ وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيۡرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقۡوَىٰ‌ۚ وَٱتَّقُونِ يَـٰٓأُوْلِى ٱلۡأَلۡبَـٰبِ (١٩٧)

Artinya: “[Musim] haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”.  (QS Al-Baqarah [2] : 197).

Baca Juga:  Arab Saudi Umumkan Aturan Baru Penyelenggaraan Ibadah Haji

Pada ayat lain dikatakan:

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلاً۬ سَدِيدً۬ا (٧٠) يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَـٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا (٧١)

Firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta`ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Q.S. Al-Ahzab [33] : 70-71).

Semoga tamu-tamu Allah, baik yang berhaji maupun berumrah, berjihad di tanah suci, dan sekembalinya, dapat memperoleh predikat Haji Mabrur, yang dapat dirasakan kemabrurannya oleh keluarga, kerabat, masyarakat sekitarnya dan bangsa, serta bagi perjuangan umat. Aamiin. (A/RS-2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.