TURKI TETAPKAN ZONA LARANGAN TERBANG DI PERBATASAN

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (Foto: AA)
(Foto: AA)

New York, 3 Dzulhijjah 1435/27 September 2014 (MINA) – Turki memprioritaskan untuk menetapkan suatu zona larangan terbang di atas wilayah udara Suriah dan zona aman di dalam wilayah Suriah, untuk menjamin keamanan perbatasan Turki dan menghentikan aliran pengungsi besar-besaran dari Suriah.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menjelaskan Jumat (26/9), tindakan  itu didasari  pembicaraan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan Wakil Presiden Joe Biden di New York, terkait kampanye melawan Islamic State (IS) atau .

Erdogan mengatakan, hasil diskusi tentang apa peran Turki yang akan diambil di wilayah Suriah akan dibahas oleh pemerintah Turki, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Kita tidak bisa mengabaikan perkembangan di perbatasan kami dengan Suriah. Sekitar 1 juta pencari suaka berada di wilayah kami. Ini seharusnya dihentikan dengan satu atau lain cara,” kata Erdogan.

Presiden Turki sibuk diskusi di markas PBB New York, Kamis, termasuk bercakap telepon dengan Obama dan berbicara tatap muka dengan Biden.

“Kami tidak bisa menerima tindakan ISIL (ISIS) yang tidak ada hubungannya dengan Islam. Agama kami adalah agama persatuan, solidaritas dan perdamaian,” katanya.

“Kami harus melakukan yang terbaik sebagai sebuah negara Muslim. Kami tidak bisa menjadi penonton sementara dunia Kristen mengambil langkah tersebut,” tambahnya.

AS telah melakukan lebih 200 serangan udara terhadap ISIS di Irak dan telah menyerang kelompok itu 40 kali di Suriah bersama dengan sekutu-sekutunya. Perancis dan Inggris bergabung dengan misi pimpinan AS pada Kamis.

Mengomentari sandera Turki yang pulang selamat dari sanderaan ISIS selama 101 hari, Erdogan mengatakan, langkah selanjutnya Turki akan mencegah terulangnya kejadian tersebut dan memastikan keamanan perbatasannya.

“Tiga hal yang paling penting. Pertama, pembentukan zona larangan terbang. Kedua, pembentukan zona aman di Suriah serta persiapan organisasi dan administrasi, dan ketiga kami akan membahas  siapa pihak yang akan mengatur proses ini,” kata Erdogan.

Erdogan mengatakan, seruan Turki kepada upaya internasional untuk menghentikan tragedi kemanusiaan di Suriah, jatuh di telinga yang tuli sejak awal konflik.

“Empat tahun lalu, tidak ada kelompok-kelompok tersebut (seperti ISIS). Pada waktu itu, ISIS baru saja pecah dari Al-Qaeda, dan memperkuat diri di Suriah.” (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0