Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ubah Pendekatan Penanganan Stunting dari ‘Menurunkan’ Jadi ‘Cegah Penambahan’

Rana Setiawan - Jumat, 1 Maret 2024 - 14:47 WIB

Jumat, 1 Maret 2024 - 14:47 WIB

6 Views

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher.(Foto: Dok. MINA)

Bintan, MINA – Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher mengatakan adanya masalah penurunan tingkat stunting di Indonesia khususnya di Kabupaten Bintan.

Selain itu, dia menggarisbawahi pentingnya mengubah pendekatan dari “menurunkan stunting” menjadi “mencegah penambahan stunting baru”.

“Kita sudah sepakat bahwa diksi menurunkan stunting itu harus diluruskan, diganti dengan mencegah penambahan stunting baru. Kenapa, karena menurunkan stunting ini ternyata tidak mudah,” ujar Netty Prasetiyani dilaporkan Parlementaria, Jumat (1/3).

Lebih lanjut, kata Netty, menjelaskan salah satu kendala yang dihadapi adalah tidak adanya dukungan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terhadap Pangan Olahan Untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK).

Baca Juga: Beberapa Wilayah di Jateng Diprediksi Hujan Ektrem pada 8-9 September

Hal ini membuat keluarga yang memiliki balita stunting harus membeli PKMK secara mandiri, memberikan beban tambahan bagi mereka.

“Sangat penting bagi kita untuk mengubah paradigma ini, karena menurunkan stunting ternyata tidak semudah yang kita bayangkan,”

Pernyataan tersebut ia sampaikan usai mengikuti Rapat Kunjungan Kerja Masa Reses Komisi IX DPR RI di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (28/2/2024).

Politisi PKS itu menyebut pentingnya peran Pemerintah Daerah (Pemda) dalam memperkuat fungsi keluarga.

Baca Juga: Peringatan Setahun Kasus Rempang, Warga Gelar Doa Bersama

Menurutnya, banyak persoalan seperti kesehatan, ketenagakerjaan, dan rendahnya tingkat pendidikan sebagian besar dapat diatasi jika fungsi keluarga diperkuat dengan baik.

“Keluarga harus menjadi landasan utama dalam menjaga pola asupan dan asuhan yang sehat bagi anggotanya,” tuturnya.

Legislator Dapil Jawa Barat juga menekankan perlunya pemahaman yang lebih baik dari kepala keluarga mengenai peran dan fungsi keluarga dalam memastikan kesejahteraan anggota keluarga, terutama dalam hal pola asupan dan asuhan yang tepat.

Dengan demikian, Ia berharap bahwa tantangan ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat untuk menciptakan solusi yang komprehensif dalam menangani masalah stunting dan memperkuat fungsi keluarga di Indonesia.

Baca Juga: LTM PBNU Gelar Pelatihan Digital untuk 400 Takmir Masjid Se-Jabodetabek

“Nah, hari ini yang juga menjadi tantangan tidak kalah penting adalah ternyata banyak keluarga-keluarga kita, kepala keluarga kita, yang memang belum memahami fungsi keluarga dalam menyelenggarakan pola asupan dan asuhan keluarga,” pungkasnya.(R/R1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: 20 Tahun Pembunuhan Munir, Amnesty Internasional Desak Pemerintah Tuntaskan Kasus

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Kolom
Indonesia
Indonesia
Indonesia
MINA Millenia
MINA Sport
MINA Health
Asia
Indonesia