Ujian SBMPTN Tahun Ini Diikuti 860.001 Peserta

Jakarta, MINA – Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri () akan dimulai Selasa (8/5). Sejauh ini, peserta yang sudah terdaftar untuk mengikuti ujian SBMPTN sebanyak 860.001.

“Peserta yang sudah mendaftar tahun ini untuk menikuti tes ada 860.001 ribu. Ini yang sudah terdaftar,” ujar Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikit) Mohamad Nasir kepada MINA di Gedung Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta, Senin (7/5).

Dari jumlah yang besar itu, Nasir berharap setidaknya ada 30 persen dari total kuota peserta yang ditetapkan pemerintah bisa diterima. Pemerintah sendiri menetapkan kuota sebanyak 320 ribu. Artinya ada sekitar 100 ribu lebih peserta yang diharapkan lolos.

“Targetnya yang lulus minimum 30 persen dari total kuota yang kami tetapkan yaitu sekitar 320 ribu. Berarti kalau 320 ribu, jadi sekitar 100-ribuan,” katanya.

Pelaksanaan SBMPTN akan dilakukan dengan dua kategori. Yakni kategori ujian tertulis berbasis komputer (UTBK) dan ujian tertulis berbasis cetak (UTBC). Pemilihan kategori tersebut disesuaikan dengan kesiapan dari pelaksana ujian.

Nasir menegaskan, ia sendiri yang akan memastikan ujian SBMPTN besok berjalan lancar. Sesuai rencana, besok Nasir akan berkunjung ke Bali untuk mengecek kondisi lapangan.

“Saya langsung cek di Universitas Ganesha Bali, itu untuk menegaskan apakah di wilayah lain itu pelaksanaannya berjalan dengan baik atau tidak,” tegasnya.

Sementara terkait persoalan tahun lalu akan adanya beberapa soal yang bocor, Nasir juga memastikan hal itu tidak terjadi tahun ini. Ia menegaskan, tahun ini soal relatif aman tidak ada masalah.

“Kami selalu cek, biasanya yang sering terjadi di Makassar, ini tolong pengawasannya diperketat bagaimana soal-soal bisa jadi bermasalah. Ini yang tahun lalu ya. Mudah-mudahan tahun ini nggak ada masalah,” katanya.

Menurut Nasir, kebocoran soal ujian SBMPTN tahun lalu terjadi karena masalah distribusi. Kendalanya itu dalam hal distribusi, masalah pengangkutan yang kadang-kadang jadi problem.  Dalam pengangkutan dari pusat percetakan ke daerah-daerah, risiko kebocorannya tinggi.

“Oleh karena itu kami antisipasi harus bisa cetak di masing-masing daerah, supaya mengurangi distribusi ini dan agar data terawasi dengan baik,” katanya. (L/R06/RS1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0