Delhi, MINA – Lebih dari 250 pertemuan yang menargetkan umat Islam diadakan di 17 negara bagian India selama paruh pertama tahun ini, menurut sebuah laporan yang menyoroti meningkatnya pola sentimen anti-Muslim di India sejak tahun 2014 dan seterusnya.
Dikutip dari Press TV, laporan yang diterbitkan oleh Hindutva Watch pada hari Ahad (24/9), menggunakan data real-time untuk mengidentifikasi pelanggaran hak asasi manusia di India untuk mendokumentasikan peristiwa ujaran kebencian oleh kelompok sayap kanan Hindu, yang menargetkan umat Islam pada paruh pertama tahun 2023.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa rata-rata lebih dari satu peristiwa serupa terjadi setiap hari di India.
Laporan tersebut mengatakan, sejak Partai Bharatiya Janata (BJP) – yang terkenal dengan pandangan nasionalis Hindu – berkuasa pada tahun 2014, sentimen anti-Muslim telah meningkat.
Baca Juga: Liga Arab Kutuk Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
“Yang meresahkan, sebagian besar peristiwa ujaran kebencian ini juga menyebarkan teori konspirasi berbahaya yang menargetkan umat Islam, serta seruan eksplisit untuk melakukan kekerasan, seruan untuk mengangkat senjata, dan tuntutan boikot sosial-ekonomi terhadap komunitas Muslim,” katanya.
Laporan menambahkan bahwa perwakilan pemerintah sering kali mengambil bagian dalam retorika semacam itu, alih-alih mengatasi masalah tersebut.
“Beberapa penyebar ujaran kebencian termasuk ketua menteri, legislator, dan pemimpin senior BJP yang berkuasa,” kata laporan itu.
Laporan ini juga menyoroti bahwa 80% peristiwa ujaran kebencian terjadi di negara bagian dan wilayah persatuan yang dikuasai BJP, termasuk Maharashtra, Karnataka, Madhya Pradesh, Rajasthan, dan Gujarat.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Maharashtra, khususnya, bertanggung jawab atas hampir 29 persen insiden ini, tambahnya.
Setelah Narendra Modi menjabat sebagai perdana menteri India pada tahun 2014, berbagai organisasi hak asasi manusia melaporkan peningkatan pelanggaran yang menargetkan kelompok minoritas, termasuk Muslim dan Kristen. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi