Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ust. Itang Rusmana : Empat Hal yang Membuat Bahagia

Syauqi S - Ahad, 14 Januari 2018 - 14:37 WIB

Ahad, 14 Januari 2018 - 14:37 WIB

128 Views ㅤ

Foto: MINA

Foto: MINA

 

Depok, MINA – Salah satu kesuksesan yang paling banyak diinginkan oleh manusia adalah memiliki uang atau harta yang berlimpah, akan tetapi sejatinya kunci kebahagiaan seorang Muslim bukan pada harta dan materi yang berlimpah.

Ustad Itang Rusmana, LC, dalam pengajian Ahad Bakda Subuh di Masjid Al Fauzien, Pesona, Depok, Ahad (14/1), menjelaskan ada empat hal yang jika dimiliki dan diamalkan dengan sungguh-sungguh, akan membuat seseorang bahagia di dunia dan menghantarkan Muslim ke surga.

Keempat hal itu adalah: Pertama, hati yang bersyukur atau qolbun syaakirun. Kedua, lisan yang berzikir dan mudah menceritakan nikmat. Ketiga, tubuh yang selalu sabar saat menerima musibah dan mudah melakukan ketaatan. Keempat, istri shaleha yang tidak pernah berpikir untuk mengkhianati suaminya dan selalu membantu dalam agama.

Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga

Itang menjelaskan dalam sebuah hadist disebutkan Rasulullah shallallahu alaihi wassallam bersabda: “Ada empat hal yang barangsiapa diberi oleh Allah keempatnya, maka sesungguhnya ia telah diberikan kebaikan dunia dan akhirat. Yaitu, lisan yang selalu berdzikir, hati yang selalu bersyukur, dan istri shalehah yang tidak pernah berpikir untuk mengkhianati suaminya dan selalu membantu suaminya dalam agama.” (HR. Thabrani).

“Kalau ada empat hal tersebut ada pada diri seseorang maka bisa dikatakan dia termasuk kategori orang yang bahagia dan diberikan kebaikan di dunia dan akhirat,” ujar Itang.

Ia menjelaskan definisi syukur adalah mengakui kebaikan atau ‘irfaanun ihsan. Sementara Imam ibn Qayyim al-Jawziyya, kata dia, mejelaskan syukur adalah nampaknya bekas dari nikmat Allah pada tiga hal, di antaranya adalah lisan yang penuh dengan pujian kepada Allah dan mengakui nikmat yang diberikan Allah. “Minimal alhamdulillah,” kata Itang.

“Salah satu bentuk mensyukuri makanan adalah dengan membaca doa sebelum dan setelah makan serta tidak menyisakan makanan.

Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas

Imam Abu Hanifah, kata Itang, ketika makan setiap suapan ia barengi dengan ucapan alhamdulillah. Sementara Syaikh Utsaimin mengatakan terdapat puluhan nikmat dalam satu suapan.

“Sukur adalah sementara hati menyaksikan semuanya datang dari Allah, dan semakin cinta kepada Allah, anggota tubuh kita semakin tunduk kepada Allah dan di dalam melakukan kebaikan,” ujarnya.

Adapun kalimat subhanallah, walhamdulillah, wala ilaha illallah, wallahuakbar merupakan salah satu bentuk kalimat syukur. Pahala mengucapkan kalimat itu masing-masing 33 kali akan menandingi pahala orang kaya yang berinfak.

Itang menegaskan orang yang mudah bersyukur memiliki kedudukan spesial di mata Allah. Pasalnya Allah pun bersukur atas kebaikan hamba-Nya seperti yang dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah (2:172).

Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III

“Para Nabi pun bersyukur dan Rasulullah adalah hamba yang paling bersyukur,” kata Itang.

Selain mendapatkan predikat orang yang beriman, dengan bersyukur Allah akan menambahkan nikmat-Nya dan menjauhkan kita dari azab.

Ia menjelaskan ada empat cara bersyukur. Pertama, mengucapkan terima kasih. Kedua, mentafakuri nikmat. Ketiga, bersikap qona’ah dan ridho. Keempat, melakukan sujud syukur. (L/R11/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Khutbah Jumat
Kolom
Tausiyah
Tausiyah
Tausiyah